Lviv (ANTARA) - Para pejabat setempat, dengan mengutip keterangan saksi, mengatakan sebanyak 300 orang mungkin tewas dalam pengeboman pada 16 Maret di sebuah teater di  Mariupol, kota di Ukraina yang terkepung. 

Dewan kota itu menjelaskan bahwa masih belum mungkin untuk menentukan jumlah pasti korban tewas setelah insiden itu.

Dewan itu mengatakan bahwa serangan udara berkekuatan besar oleh Rusia menghantam gedung Teater Drama tempat ratusan orang berlindung di kota yang dikepung.

Pemerintah Ukraina sebelumnya mengatakan tidak mungkin mengatakan berapa banyak yang tewas karena Mariupol berada dalam kekacauan dan di bawah pengeboman yang hampir konstan dari pasukan Rusia yang mengepung.

Rusia telah membantah mengebom gedung teater itu. Kremlin, kantor presiden Rusia, mengatakan pasukan Rusia tidak menargetkan warga sipil setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

"Dari para saksi diperoleh informasi bahwa sekitar 300 orang tewas di gedung Teater Drama Mariupol akibat pengeboman oleh pesawat Rusia," kata dewan kota Mariupol dalam sebuah pernyataan, Jumat.

"Hingga saat-saat terakhir, orang tidak ingin memercayai kengerian ini. Tapi kata-kata orang-orang yang berada di dalam gedung itu pada saat aksi teroris ini mengatakan sebaliknya."

Para pejabat Ukraina mengatakan bahwa sekitar 130 orang diselamatkan dari puing-puing dan bahwa ruang bawah tanah teater --tempat banyak orang berlindung saat bombardemen seperti yang dikatakan para pejabat setempat-- telah bertahan dari serangan itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ukraina tolak serahkan kota Mariupol yang dikepung Rusia

Baca juga: Zelenskyy: Teror Rusia di Mariupol akan "dikenang berabad-abad"


 

Sekjen PBB serukan pertempuran di Ukraina segera dihentikan

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022