Transsion Holdings, produsen ponsel pintar (smartphone) yang berbasis di China, menduduki peringkat teratas di pasar ponsel pintar Afrika pada kuartal keempat 2021 dengan pangsa unit gabungan sebesar 47,9 persen, menurut studi terbaru oleh Internatio
Jakarta (ANTARA) - Transsion Holdings, produsen ponsel pintar (smartphone) yang berbasis di China, menduduki peringkat teratas di pasar ponsel pintar Afrika pada kuartal keempat 2021 dengan pangsa unit gabungan sebesar 47,9 persen.

Menurut studi terbaru oleh sebuah perusahaan riset global International Data Corporation (IDC) yang dirilis pada Rabu (23/3), disebutkan bahwa Transsion, yang memproduksi merek Tecno, Infinix, dan Itel, mengungguli Samsung dan Xiaomi (termasuk Poco) dengan pangsa masing-masing 19,6 persen dan 7,1 persen.

Laporan tersebut menunjukkan merek-merek Transsion juga mendominasi pasar feature phone, dengan pangsa unit gabungan sebesar 78 persen, diikuti oleh Nokia (8,6 persen), dan Alcatel (2 persen).

Kendati demikian, laporan tersebut mengungkapkan bahwa pasar ponsel Afrika secara keseluruhan mengalami penurunan secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 11,3 persen menjadi total 48,6 juta unit.
 
Foto dokumentasi ini menunjukkan seorang pria menggunakan ponsel Tecno di pusat kota Nairobi, ibu kota Kenya, pada 9 Mei 2017. (Xinhua/Sun Ruibo


Pasar feature phone turun 14,3 persen menjadi 27,1 juta unit, sementara pengiriman ponsel pintar turun 7,1 persen menjadi 21,5 juta unit.

Taher Abdel-Hameed, analis riset senior di IDC, mengatakan kekurangan pasokan global, tekanan inflasi, serta peningkatan spesifikasi dan kemampuan mendorong harga rata-rata ponsel pintar naik.

Menurut IDC, semua pasar ponsel pintar utama di Afrika mengalami penurunan kecuali Afrika Selatan, yang mencatatkan pertumbuhan tipis dalam basis tahunan.

IDC mengatakan bahwa kekurangan pasokan global menjadi alasan utama penurunan yang tercatat di seluruh Afrika.

Sementara itu, pasar ponsel pintar Mesir terus mengalami tekanan akibat penetapan tarif baru, sebesar 10 persen, terhadap impor ponsel.

Merek-merek harga low-end di bawah 200 dolar AS (1 dolar AS = Rp14.361) terus mendominasi pasar ponsel pintar Afrika selama periode tersebut dengan pangsa pengiriman mencapai 81,1 persen, meskipun angka tersebut turun dari 86,8 persen pada periode yang sama tahun 2020.

IDC mengatakan merek di kisaran harga menengah antara 200 hingga 400 dolar AS mengalami peningkatan pangsa dari 10,1 persen menjadi 14 persen pada periode yang sama.

IDC memperkirakan pasar ponsel pintar Afrika tumbuh 3,8 persen (yoy) dalam segi unit untuk tahun 2022 secara keseluruhan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022