berharap akan ditemukan berbagai metode pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril mengatakan Program Organisasi Penggerak (POP) hadir untuk mempercepat proses transformasi pendidikan di Indonesia.

“Saya sangat bersyukur manfaat program ini mulai dirasakan meskipun terjadi penyesuaian anggaran seiring pandemi,” ujar Iwan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.

Menurut Iwan, langkah yang dilakukan organisasi penggerak menjadi salah satu bukti implementasi berbagai praktik baik di sektor pendidikan yang dapat ditiru.

Program pengembangan kreativitas pendidik tersebut bekerja sama dengan berbagai pihak dan diharapkan dapat memaksimalkan pembelajaran yang menyesuaikan kebutuhan siswa melalui kreativitas sehingga tenaga pendidikan dapat menjadi motor penggerak di sekolah dan lingkungannya.

Baca juga: Peserta POP Kemendikbud nyatakan siap jalankan praktik baik pendidikan
Baca juga: Apkasi apresiasi POP gotong royong tingkatkan kualitas pendidikan

Nantinya, berbagai aktivitas organisasi penggerak bakal bersinergi dengan Program Guru Penggerak dan Program Sekolah Penggerak. Dengan demikian, bakal tercipta sebuah ekosistem pembelajaran yang saling menguatkan dan melibatkan seluruh pihak.

“Melalui POP dan program strategis lainnya, kami berharap akan ditemukan berbagai metode pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia,” kata Iwan.

Direktur Ceria Bocah Indonesia, Agus Soekarno, mengatakan organisasinya masuk ke dalam salah satu organisasi penggerak. Agus menjelaskan organisasinya fokus pada pelatihan untuk meningkatkan kreativitas pendidik dalam hal menggambar, mewarnai, bercerita, mendongeng serta cipta dan gerak lagu. Selama program berlangsung, animo para pendidik untuk meningkatkan kemampuan sangat tinggi.

Melalui POP diharapkan para guru akan lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran.

“Peserta semakin sadar bahwa membuat lagu itu tidak sulit dan guru dapat mengarahkan anak didiknya untuk menggambar dan mewarnai secara baik tanpa membatasi kreativitas mereka,” kata Agus.

Baca juga: Mendikbud kunjungi PBNU bahas program Kemendikbud
Baca juga: IGTKI : POP upaya pemerintah tingkatkan mutu pendidikan


Agus mengakui, pengurangan anggaran yang terjadi bukan halangan bagi organisasinya menjalankan program pada sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Tingginya antusiasme guru di daerah yang menjadi program organisasi penggerak salah satunya ditunjukkan oleh animo mereka saat Ceria Bocah Indonesia menginisiasi pementasan seni dan pameran sebagai penutupan POP tahun 2021.

“Sebanyak 150 guru yang masuk dalam program semuanya ingin tampil, tetapi karena keterbatasan waktu kami terpaksa membatasi jumlah peserta pentasnya,” kata Agus.

Agus berharap, para pendidik yang telah mengikuti POP dapat menjadi motor penggerak perubahan di sekolah masing-masing, bahkan hingga level Kabupaten Bantul. Sejauh ini, kabupaten di selatan Yogyakarta tersebut memiliki 18 kecamatan di mana Ceria Bocah Indonesia memiliki perwakilannya.

Sebagai bagian proses perbaikan kualitas pendidikan, Agus berharap POP akan terus berlanjut. Ceria Bocah akan menjalankan angkatan kedua POP 2022 mulai April.

“Sebagai organisasi tidak boleh berhenti meningkatkan mutu pendidik melalui sinergi dengan pemerintah saja, tetapi harus bisa berkreativitas untuk mencari cara agar guru dapat meningkatkan pendidikan di Indonesia,” kata Agus.

Baca juga: Nahdlatul Ulama tetap ikut program organisasi penggerak
Baca juga: Keputusan Muhammadiyah bulat soal POP Kemendikbud
Baca juga: KPK: Proses verifikasi POP kurang memadai

 

 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022