Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengharapkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mampu bangkit dan membangun peradaban masa depan yang mempersatukan masyarakat Indonesia.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, pada peringatan puncak Hari Lahir ke-49 PPP di Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan, partai politik yang lahir pada 1973 itu diharapkan menjadi partai pemersatu masyarakat untuk membangun peradaban masa depan. "Saya berharap PPP ini sungguh-sungguh bisa bangkit menjadi partai yang mempersatukan masyarakat untuk membangun peradaban masa depan," kata dia.

Ia menjelaskan, dia sangat berharap PPP bisa menjadi elemen strategis yang menjadi senyawa dan energi bangsa Indonesia untuk membangun peradaban masa depan yang damai bagi seluruh umat manusia.

Baca juga: Ketua DPP PPP: Perjuangan dimulai dari Jawa Timur

Menurut dia, jika PPP ingin mendapatkan konstituen yang saat ini didominasi generasi milenial, maka tidak mungkin jika hanya menawarkan sejarah dan masa lalu partai. Namun, PPP harus bisa menawarkan masa depan kepada generasi itu

"Mereka (generasi milenial) tidak punya hubungan sama sekali dengan masa lalu. Jadi yang masuk akal, yang rasional dan strategis, adalah dengan menawarkan masa depan," katanya.

Ia menambahkan, untuk membangun peradaban masa depan tersebut, juga dibutuhkan sosok pimpinan yang memiliki dua karakter utama. Dua karakter utama seorang pemimpin untuk membangun masa depan Indonesia itu adalah luwes dan ulet.

Baca juga: Kiai Marzuki: Caleg PPP agar menjunjung tinggi keutuhan NKRI

"Saya yakin PPP mampu, punya potensi untuk itu, karena ketua umumnya Pak Suharso. Beliau luwes dan ulet," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan milik masyarakat Indonesia dan tidak hanya milik satu partai tertentu. PBNU mendukung penuh PPP untuk membangun masa depan Indonesia yang mempersatukan bangsa.

"Kalau tadi dikatakan bahwa NU ini milik semua orang, itu adalah realita. Memang milik semua orang. Dan NU ingin mengajak semua orang, untuk bersatu bersama-sama membangun masa depan," ujarnya.

Baca juga: Suharso: PPP bangkit pada Pemilu 2024

PPP didirikan pada 5 Januari 1973 yang merupakan hasil penggabungan empat partai berbasis Islam, yakni Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia, dan Partai Islam Perti.

PPP dipelopori KH Idham Chalid, H Mohammad Syafaat Mintaredja, H Anwar Tjokroaminoto, H Rusli Halil, dan H Mayskur. Dengan bergabungnya partai-partai besar berbasis Islam tersebut, PPP memproklamirkan diri sebagai Rumah Besar Umat Islam.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022