Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan pemberian fasilitas yang diberikan pihaknya terhadap delapan penerbit dan dua literary agency untuk tampil di Paviliun Indonesia dalam ajang London Book Fair (LBF) 2022 guna memulihkan subsektor penerbitan.

“(Ini) diharapkan menjadi titik balik kebangkitan subsektor tersebut pascapandemi,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Pada tahun 2019 Indonesia disebut pernah menjadi bagian penting di London Book Fair (LBF) dengan menjadi market focus country (negara fokus pasar).

Keikutsertaan Indonesia kembali dalam ajang tersebut di tahun ini diharapkan dapat mendorong kebangkitan industri kreatif, khususnya subsektor penerbitan.

"Menurut saya, langkah kita semua dengan para stakeholder, termasuk Disparekraf (Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) Provinsi DKI Jakarta, mudah-mudahan menjadi awal kebangkitan kita. Minat baca ini juga akan menentukan bagaimana suatu negara bisa meningkatkan sumber daya manusia," kata Sandiaga Uno.

Dia menyatakan pemerintah berkomitmen mendorong industri ini karena memiliki multi efek yang luar biasa, seperti menghadirkan lapangan pekerjaan, generasi muda yang gemar membaca, dan peningkatan sumber daya manusia.

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya mengungkapkan subsektor penerbitan memberikan kontribusi yang terbesar ke-4 setelah kuliner, fesyen, dan kriya.

Sejak tahun 2015 hingga 2022, lanjutnya, tema yang diusung dalam LBF ialah "17.000 island of imagination".

Baca juga: Penerbit asing beli 12 hak penerbitan buku Indonesia

Tema tersebut dinilai sesuai dengan payung tema Wonderful Indonesia yang mengajak warga dunia melihat lebih dekat keajaiban pelbagai budaya Indonesia, terutama melalui subsektor penerbitan.

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Arys Hilman menilai Indonesia harus dapat memaksimalkan kesempatan ini sebagaimana kesuksesan industri kreatif perbukuan di China dan Korea yang meningkat secara signifikan.

"Ini yang kita harapkan dengan Indonesia. Karena boleh dibilang dunia perbukuan internasional sedang melirik Indonesia," ungkapnya.

Dalam LBF 2022 Indonesia dikatakan akan membawa sekitar 260 judul buku, terutama buku kategori anak mengingat kecenderungan pasar dari luar negeri, khususnya Timur Tengah, terhadap buku kategori anak terbitan Indonesia.

"Mudah-mudahan ini adalah momentum kebangkitan dunia buku Indonesia, seperti halnya dalam hal yang lebih luas adalah kebangkitan ekonomi Indonesia," harap Arys.

Menurut dia, konsistensi kehadiran Indonesia dalam pameran internasional sangat diperlukan guna menunjukkan daya saing dan kualitas buku dari Tanah Air.

LBF 2022 akan berlangsung dari 5- 7 April 2022 dengan 10 co-exhibitor yang terpilih setelah melalui serangkaian proses seleksi.

Ke-10 co-exhibitor itu terdiri dari dua literary agency  yakni Borobudur Agency dan Literasia Creativa, serta delapan penerbit yaitu Mizan Pustaka, Gagas Media, Gramedia International, Kanisius, Afterhours Book, re:ON Comics, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, dan Zikrul Bestari.

Baca juga: Penerbit asing beli 23 hak cipta buku Indonesia

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022