Kami tidak ingin orang yang ikut magang cuma bisa bikin kopi dan fotokopi, maka kami susun pemagangan yang baik, agar peserta dapat manfaat, skill, knowledge, dan yang utama, karakter
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bersama kamar dagang Jepang di Indonesia, The Jakarta Japan Club (JJC) merilis buku manual program magang di dalam negeri sebagai upaya mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Buku manual pemanfaatan pemagangan untuk pencari kerja itu bertujuan untuk menyosialisasikan secara luas program pemagangan dalam negeri dan disusun berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 6 Tahun 2020.

"Kami tidak ingin orang yang ikut magang cuma bisa bikin kopi dan fotokopi, maka kami susun pemagangan yang baik, agar peserta dapat manfaat, skill, knowledge, dan yang utama, karakter," kata Ketua Komite Pelatihan dan Pemagangan SDM Apindo Bob Azam dalam jumpa pers daring di Jakarta, Selasa.

Bob menuturkan pemagangan punya peran strategis lantaran masalah SDM merupakan salah satu hal yang mempengaruhi investasi dan berkembangnya UMKM.

Hal itu lantaran tidak tersedianya tenaga kerja yang siap dan terkualifikasi di Tanah Air.

"Setiap tahun, ada 2,8 juta pencari kerja yang masuk pasar kerja dan perlu mendapatkan pelatihan. Kalau 20 persennya saja benar mendapatkan pelatihan, itu sekitar 560 ribu-600 ribu, maka pasar kerja kita akan benar dan mampu support industri," katanya.

Masalahnya, lanjut Bob, saat ini baru kurang dari 50 ribu pencari kerja saja yang mengikuti pelatihan pemagangan secara baik. Jumlah tersebut tentu terlalu kecil dari total tenaga kerja yang masuk ke pasar kerja.

Senada, Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani mengatakan program pemagangan dalam negeri, diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam peningkatan sumber daya manusia industri dalam negeri saja.

"Juga dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari proses perekrutan tenaga kerja yang unggul bagi perusahaan yang menyelenggarakan pemagangan," katanya.

Sementara itu, Ketua Komite Pengembangan Sumber Daya Manusia JJC Masakazu Takahashi mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan Jakarta Japan Club pada 2021 lalu, hanya sekitar 30 persen anggota kamar dagang itu yang menerima pemagang.

"Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melanjutkan sosialisasi sistem magang untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, Anggota Komite JCC Kobi menjelaskan buku manual program pemagangan itu akan fokus pada teknis pelaksanaan magang.

Setidaknya ada tiga poin penting dirilisnya buku manual program magang itu, yakni program magang ditekankan untuk memberikan pengalaman kerja bagi siswa SMK atau mahasiswa sebelum mereka masuk ke dunia kerja.

Adanya buku manual juga mendorong sistem magang bisa dilakukan di berbagai industri termasuk industri jasa.

"Jika dulu sistem magang dilakukan perusahaan manufaktur, namun kini sistem magang juga bisa dilakukan di industri jasa, perhotelan, dan perkantoran," katanya.

Sistem magang, lanjut Kobi, juga bisa diselipkan dalam proses perekrutan karyawan di mana pencari kerja bisa terlebih dahulu dilatih sebagai pemagang.

Buku manual program magang tersedia dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang. Namun, buku manual tersebut diharapkan bisa jadi pedoman dan panduan perusahaan maupun UMKM terkait program pemagangan di Indonesia.

Baca juga: Apindo-Fisipol UGM kerja sama program pemagangan nasional mahasiswa
Baca juga: Presiden targetkan 150 ribu peserta magang kampus merdeka pada 2022
Baca juga: Survei sebut magang independen tingkatkan kompetensi mahasiswa

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022