Seoul (ANTARA News) - Menlu Korea Selatan (Korsel) Ban Ki Moon, Selasa mengumumkan pencalonannya sebagai sekjen PBB menggantikan Kofi Annan yang masa jabatannya habis akhir tahun ini. "Pemerintah, dengan dukungan kekuasaan luas negara dan masyarakat, merekomendasi saya untuk menjadi calon bagi sekjen PBB," kata Ban. "Saya dengan rendah hati menyetujuinya." Kendatipun namanya diajukan untuk jabatan penting di PBB itu, pria berusia 61 tahun itu akan tetap melaksanakan tugasnya sebagai diplomat penting Korsel, kata kemlu. Ban, diangkat menjadi menlu Januari 2004, sebelumnya ia adalah kepala utusan Korsel untuk PBB dari tahun 2001 sampai 2003. Annan, yang masa bhakti lima tahun keduanya berakhir 31 Desember 2006, mengatakan ia hendaknya akan digantikan oleh seorang Asia sesuai dengan rotasi kawasan untuk jabatan penting PBB itu. Asia tidak pernah menjabat sekjen PBB sejak U Thant dari Myanmar mengakhiri masa jabatan keduanya tahun 1971. Akan tapi, tradisi penggiliran rejional ditentang oleh AS dan Inggris, yang mempertahankan bahwa kriteria bagi pemilihan itu haruslah berdasarkan pada kepatutan saja. Di antara calon-calon Asia adalah Deputi PM Thailand Surakiat Sathirathai dan Jayantha Dhanapala, penasehat Presiden Srilanka Mahinda Rajapakse dan mantan wakil sekjen PBB bagi perlucutan senjata. Asia mengharapkan dukungan 53 anggota blok Afrika di PBB serta dari China, kata para pengamat. Annan, sekjen PBB sekarang, berasal dari Ghana, Afrika. Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu Inggris, AS, Perancis, China dan Rusia dapat membatalkan calon-calon itu. Seorang kandidat yang berhasil akan diputuskan apabila Majelis Umum PBB menyetujui seleksi yang dilakukan Dewan Keamanan PBB. Ban mengatakan tuntutan kian meningkat bagi PBB untuk melakukan reformasi agar bisa menangani secara efektif "perobahan yang cepat" lingkungan global. "PBB haru melakukan banyak tindakan untuk melaksanakan tugasnya yang lebih transparan dan cara yang berorientasi keberhasilan," kata Ban. Keputusan Korsel untuk mengajukan seorang calon untuk sekjen PBB dibuat saat Seoul sedang berusaha menyelesaikan pertikaian menyangkut ambisi senjata nuklir Korea Utara melalui perundingan enam negara. Perundingan perlucutan senjata nuklir multi negara itu diikuti kedua Korea, AS, China, Rusia dan Jepang mengalami kemacetan sejak pertemuan terakhir mereka tahun lalu. "Pemilihan saya untuk jabatan sekjen PBB itu akan membantu penyelesaian damai dan segera masalah nuklir Korut itu," kata Ban. Wakil Menlu Korsel Yu Myung Hwan, dalam pengumuman pemerintah itu mengenai pencalonan Ban, mengatakan Seoul akan melakukan kampanye bagi diplomat penting dunia itu. Yu mengatakan Ban "memiliki kemampuan dan dedikasi untuk memberikan sumbangan yang tidak terhingga nilainya guna melanjutkan cita-cita dan nilai-nilai badan dunia itu, AFP melaporkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006