Jakarta (ANTARA) - Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengolah limbah batang sawit hasil peremajaan menjadi produk kayu lapis atau sandwich laminated lumber, sehingga meningkatkan nilai tambah produk dengan memanfaatkan limbah.

"Pemanfaatan batang sawit sangat berpotensi digunakan sebagai sumber bahan baku pengganti kayu yang berasal dari hutan," kata peneliti dari PPKS, Dr Erwinsyah dalam Webinar Penguatan Industri Kelapa Sawit Berbasis Teknologi Baru Hasil Riset di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Wanita Desa Sarang Burung punya pekerjaan sampingan rangkai kayu lapis

Erwinsyah mengatakan pengolahan limbah batang sawit menjadi produk bernilai tambah akan mengurangi deforestasi, emisi karbon, dan menjadi solusi bagi percepatan realisasi program Peremajaan Sawit Rakyat, perkebunan swasta dan negara

Pemanfaatan batang sawit hasil peremajaan kebun kelapa sawit yang jumlahnya melimpah dan tersedia sepanjang tahun harus segera dilakukan karena sawit Indonesia telah memasuki masa penanaman kembali sejak 2015 dan hampir terjadi di seluruh sentra perkebunan sawit.

Ia menuturkan kebun kelapa sawit yang telah mencapai umur ekonomis, yaitu 25-30 tahun perlu diremajakan. Potongan batang sawit hasil peremajaan biasanya hanya dibiarkan membusuk di kebun, beberapa perusahaan mencincang batang sawit untuk mempercepat proses pelapukan.

Padahal, jumlah kebun yang diremajakan sangat luas, yakni mulai periode 2015-2020 mencapai 300.000 sampai 500.000 hektare per tahun.

Namun, dengan memanfaatkan hasil riset yang dilakukan Erwinsyah dan tim, batang sawit dapat digunakan sebagai bahan baku produk kayu lapis atau sandwich laminated lumber.

Sekitar panjang 8-8,5 meter atau sekitar 75 persen dari volume batang sawit digergaji menjadi papan sawit segar menggunakan chainsaw dengan pola gergaji "kupas ubi" yang menghasilkan rendemen papan segar mencapai 56,13 persen terhadap volume bat digunakan atau sekitar 42,75 persen dari total volume batang sawit.

Produk yang bisa dibuat dengan memanfaatkan bahan baku produk kayu lapis berbahan limbah batang sawit tersebut, antara lain papan laminasi, tiang laminasi, balok laminasi, papan comply, dan blockboard.

Produk laminasi sawit ditujukan untuk penggunaan interior maupun eksterior dengan fungsi konstruksi struktural maupun nonstruktural. Produk jadi yang dapat dibuat, antara lain furnitur, dinding penyekat, flooring, kusen, pintu, jendela, dan instrumen akustik.

Baca juga: Kayu lapis Banten tembus pasar dunia

Baca juga: Pemerintah berupaya kembalikan kejayaan kayu lapis Indonesia


Ditinjau dari aspek lingkungan, penerapan teknologi sandwich laminated lumber tetap memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan kebutuhan bahan organik sebagai sumber hara tanaman.

Hal itu dikarenakan jumlah batang sawit yang digunakan untuk bahan baku mencapai 52,5 persen dari total biomassa tanaman sawit untuk setiap hektare, sehingga ketersediaan bahan organik tanah yang dibutuhkan tanaman sawit dapat tetap terjaga.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022