Kairo (ANTARA) - Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly mengatakan Mesir mengandalkan "hubungan strategisnya dengan Prancis" untuk menjamin suplai sejumlah komoditas dasar, seperti gandum, seandainya krisis Ukraina berlanjut untuk waktu lama.

Madbouly menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuannya dengan Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis Bruno Le Maire yang tengah berkunjung ke Kairo, menurut pernyataan pemerintah.

"Mesir dan Prancis memiliki visi dan kekhawatiran yang sama tentang dampak dari krisis Rusia-Ukraina," ujar PM Mesir. 

Dia a juga mengatakan bahwa semakin lama krisis itu berlangsung, semakin buruk konsekuensinya terhadap perekonomian global.
 
 Seorang petani menunjukkan bulir-bulir gandum di sebuah ladang di Kegubernuran Qalyubia, Mesir, pada 14 Maret 2022. ANTARA/Xinhua/Ahmed Gomaa


Sementara itu, Le Maire menegaskan dukungan penuh negaranya terhadap Mesir selama krisis ekonomi yang sedang dihadapi dunia, terutama terkait pasar komoditas global.

Saat menggarisbawahi kesiapan Prancis untuk bekerja sama dengan Mesir soal pasokan tersebut, Le Maire mengatakan Prancis menghasilkan sekitar 35 juta ton gandum setiap tahun dan mengekspor sekitar separuhnya.

Sebelumnya pada hari yang sama, Le Maire melakukan pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi. Mereka membahas cara-cara untuk mengembangkan kerja sama ekonomi antara kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Mesir menyoroti "hubungan strategis antara Mesir dan Prancis," menurut kantor kepresidenan Mesir.  
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022