Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tengah menelusuri penyebab kematian ratusan ekor ayam di Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, sejak sepekan terakhir ini.

"Penyebab kematiannya masih ditelusuri, sampel darah sudah dikirim ke laboratorium kesehatan hewan di Denpasar, Bali," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Aminurahman, di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan, kasus kematian lebih dari 100 ekor ayam peliharaan warga di Kelurahan Semayam, Praya, Lombok Tengah, itu sudah disikapi sesuai prosedur dan ketentuan penanganan virus flu burung atau Avian Influenza (AI).

Meskipun seratusan ayam yang mati mendadak itu tidak terjadi dalam waktu yang sama, melainkan secara bertahap sejak sepekan terakhir ini.

Lokasi itu telah diisolasi dari kemungkinan penyebaran ke lokasi lain, sesuai prosedur tetap (protap) penanganan penyebaran virus flu burung, meskipun belum ada penetapan kasus flu burung di lokasi itu.

"Belum dipastikan penyebaran virus flu burung tetapi penanganannya seperti itu, yakni mengisolasi lokasi itu dan adanya penyemprotan cairan disinfektan di lokasi tempat ditemukan ayam mati dalam jumlah banyak itu," ujarnya.

Dinas teknis terkait, kata Aminurahman, juga berupaya menjauhkan berbagai ternak peliharaan dari lokasi itu, agar terhindar dari kemungkinan tertular penyakit.

Namun, pemantauan intensif di lokasi itu masih terus dilakukan sambil menunggu hasil analisis laboratorium terhadap sampel darah ayam mati yang dikirim ke Denpasar, Bali, sejak Selasa (11/10).

"Berbagai upaya dilakukan sambil menunggu hasil laboratorium. Kalau benar ada penyebaran virus flu burung tentu disikapi sebagaimana mestinya. Saya pun akan ke lokasi untuk memantau langsung," ujar Aminurahman sesaat sebelum bertolak ke lokasi seratusan ayam mati di Kelurahan Semayan, Praya, Lombok Tengah itu.

Seperti diketahui, flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1 pertama kali menyerang manusia di Hongkong pada tahun 1997 dan kini telah melanda berbagai negara di Asia termasuk Indonesia.

Khusus di wilayah NTB, kasus flu burung pada unggas ditemukan pertama kali pada bulan Juni 2004 sebanyak tiga kasus dan meningkat menjadi empat kasus di tahun 2005 dan enam kasus di tahun 2006 serta dua kasus di tahun 2007.

Meskipun belum ditemukan kasus flu burung pada manusia di wilayah NTB, namun pemerintah dan masyarakat mewaspadainya karena sudah ditemukan kasus flu burung pada manusia di Provinsi Bali sebagai tetangga terdekat.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011