Jakarta (ANTARA) - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri menyoroti pentingnya nilai-nilai kearifan lokal sebagai solusi untuk mencegah dan memitigasi perubahan iklim.

"Indonesia sejak lama telah memiliki berbagai filosofi dalam melestarikan lingkungan hidup," kata dia dalam forum iklim Eco-Climate Summit di Ankara, Turki, yang digelar pada 30-31 Maret 2022 seperti dikutip keterangan pers dari KBRI Ankara, Jumat.

Megawati mengatakan nilai-nilai kearifan lokal yang mencerminkan upaya mitigasi perubahan iklim dapat dilihat dari frasa "Memayu Hayuning Bawana" yang berarti memperindah alam semesta yang sudah indah.

Kearifan lokal lain yang mempraktikkan upaya mitigasi perubahan iklim, kata dia, adalah ritual Nyepi di Bali yang memberi waktu bagi alam semesta untuk beristirahat dari praktik-praktik yang dapat menimbulkan pemanasan global.

Dalam forum bertema "Membangun Peradaban Baru Berwawasan Iklim" tersebut, Megawati mengingatkan dunia mengenai perubahan iklim yang nyata dan sudah sampai ke tahap yang mengancam kelangsungan umat manusia.

Dia juga mendesak kolaborasi masyarakat dunia untuk mengatasi pemanasan global.

Baca juga: WMO: Dampak perubahan iklim terlihat dari cuaca ekstrem di dunia

"Prinsip tanggung jawab bersama namun berbeda sudah disepakati sejak Protokol Kyoto 1997. Namun, implementasi masih menjadi tanda tanya besar karena kompromi dan adu argumen," katanya.

Menurut dia, upaya untuk memecahkan masalah iklim juga perlu mempertimbangkan perlunya usaha untuk mewujudkan keadilan iklim. Dia menilai bahwa negara-negara industri maju adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam upaya mengurangi krisis iklim.

Sementara itu, Minister Counsellor Politik KBRI Ankara Dion Swasono mengapresiasi pidato Megawati. Dia mengatakan bahwa filosofi yang direfleksikan dari budaya Nyepi di Bali menjadi perhatian dalam sesi-sesi diskusi selama forum berlangsung.

"Beberapa peserta juga menimpali bahwa puasa Ramadhan jika diterapkan secara utuh juga dapat menjadi jeda rehat bagi alam semesta," ujar Dion yang turut menghadiri acara tersebut.

Eco-Climate Summit diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Ankara untuk memasyarakatkan pengembangan industri yang berwawasan perubahan iklim melalui konversi sumber energi, konservasi lingkungan dan membangun ekosistem industri yang kondusif bagi ekonomi sirkular.

Forum tersebut merupakan ajang diskusi dan berbagi pengalaman dalam isu perubahan iklim terbesar di kawasan Balkan dan Asia Tengah.

Baca juga: Presiden Jokowi peringatkan perubahan iklim ancam ketahanan pangan
Baca juga: Bank Dunia dukung Indonesia pulihkan ekonomi dan atasi perubahan iklim

Pewarta: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022