Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menegaskan, TNI akan tetap solid meski setiap prajurit memiliki aspirasi politik yang berbeda pada Pemilu 2009. "TNI tidak akan terpecah-pecah meski masing-masing prajurit memiliki aspirasi politik yang berbeda-beda," katanya seusai memimpin acara serah terima jabatan KSAU dari Marsekal Djoko Suyanto kepada Marsekal Madya Herman Prayitno di Jakarta, Rabu. Dalam acara tersebut tampak hadir Kapolri Jendeal Pol Sutanto, KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso, KSAL Laksamana Slamet Soebijanto, Ketua Komisi I DPR Theo Sambuaga serta atase pertahanan negara-negara sahabat. Ia mengatakan, hak pilih setiap prajurit merupakan hak individu bagi setiap warga negara Indonesia. "Jika pada 2004 TNI belum menggunakan hak pilihnya semata karena lebih banyak manfaatnya daripada mudharatnya dan sebenarnya itu melanggar hak asasi prajurit sebagai warga negara," katanya. Endriartono mengatakan, TNI siap untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2009 sebagai bentuk komitmen untuk turut menegakkan demokratisasi secara utuh di Indonesia. Jika pada 2009 TNI belum juga diberikan hak pilihnya, maka TNI tidak akan maju termasuk dalam menegakkan proses demokratisasi. "TNI dan warga negara lain memiliki kontribusi yang sama untuk menegakkan demokrasi secara utuh. Adalah hak prajurit untuk menyalurkan aspirasinya," katanya. Ditanya, apakah hak pilih TNI itu digunakan pada Pemilu 2009 atau 2014, Tarto mengatakan, lebih cepat akan lebih baik. Dia menegaskan pula bahwa secara internal, TNI siap untuk menggunakan hak politiknya pada 2009. "Saya justru berharap para elit politik dan capres mendatang siapapun mereka tidak menarik-narik prajurit TNI untuk kepentingan politiknya dengan hak politik yang akan dimiliki prajurit TNI pada 2009 atau 2014," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006