Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara Departemen Luar Negeri (Jubir Deplu), Yuri Thamrin, menyatakan Indonesia tetap memberikan dukungannya kepada kandidat asal Thailand, yakni Surakiart Sathirathai, untuk posisi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (Sekjen PBB). "Kita (Indonesia-red) sudah mempunyai komitmen bersama negara-negara ASEAN untuk mendukung kandidat dari Thailand, dan kita akan terus berdiri di posisi itu," kata Yuri kepada ANTARA, di Jakarta, Rabu. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa komitmen untuk mendukung Sathirathai - yang kini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) Thailand - adalah kesepakatan yang melekat secara hukum ("law-binding") bagi tiap negara anggota ASEAN. Pernyataan Yuri itu merupakan tanggapan atas pencalonan diri Menteri Luar Negeri Korea Selatan (Menlu Korsel), Ban Ki-moon, sebagai pengganti Kofi Annan - yang masa baktinya akan selesai pada akhir tahun 2006. Ban, pada Selasa (14/2), berjanji akan membantu menyelesaikan isu nuklir Korea Utara (Korut) bila dirinya terpilih kelak. Menlu Korsel itu juga mengklaim telah mendapat dukungan dari para menteri luar negeri PBB, termasuk dari Korea Utara. Ban adalah seorang diplomat senior yang kemudian dilantik sebagai Menlu Korsel pada Januari 2004. Sebelumnya, pria lulusan Universitas Nasional Seoul dan Universitas Harvard itu, pernah menjadi Duta Besar Korsel untuk Austria dan PBB pada tahun 2001-2003. Pengajuan diri Ban, menurut Yuri, merupakan kali ketiga bagi kadidat asal Benua Asia, karena selain Ban dan Surakiart, Sri Lanka pun mencalonkan Jayantha Dhanapal - yang kini menjadi juru runding antara pemerintah Srilanka dan kelompok Tamil. Kandidat asal Asia boleh jadi berpeluang lebih besar ketimbang calon dari benua lain, sebab dirunut dari tradisinya, posisi Sekjen PBB biasanya dipergilirkan di antara negara di lima benua setiap sepuluh tahun. (*)

Copyright © ANTARA 2006