Batam (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6,6 persen pada akhir 2011 karena dukungan konsumsi dan investasi yang tinggi.

Direktur Riset dan Kebijakan Moneneter Bank Indonesia Sukowati di Batam, Kamis, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Menurut dia, persepsi terhadap fundamental ekonomi domestik yang tetap terjaga dan iklim investasi yang membaik menyebabkan investasi di Indonesia tetap kuat.

Sementara kinerja ekonomi domestik pada sisi sektoral didukung oleh industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta pengangkutan, dan komunikasi.

BI juga memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/ 2011 mencapai 6,7 persen."Pengaruh gejolak ekonomi global belum terlalu dirasakan pada 2011," kata dia.

Gejolak ekonomi global, kata dia, baru akan dirasakan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi pada 2012.

"Pertumbuhan ekonomi 2012 diprakirakan berada pada kisaran 6,2 persen sampai 6,7 persen," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan optimistis pertumbuhan ekonomi di provinsi ini pada akhir 2011 mencapai delapan persen.

"Saya optimistis akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi mencapai delapan persen sesuai target," kata Gubernur.

Ia mengatakan dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir, pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 7,77 persen, terus meningkat dari awal 2011.

Menurut Gubernur, faktor pendukung pertumbuhan ekonomi terbesar adalah penanaman modal baik dari dalam dan luar negeri.

Ia mengatakan ada beberapa perusahaan besar berkomitmen menanamkan modal di Kepri yaitu Batam Centralindo akan mengembangkan Pulau Janda Berhias Kota Batam.

PT Saipem di Tanjung Balai Karimun, Bintan Star di Bintan Timur, PT RAM di Pulau Kepala Jeri dan pengembangan Pulau Bawah di Natuna.

"Kalau itu semua bisa jalan, yakin delapan persen bisa tercapai dengan mudah," kata Gubernur.

(Y011/N002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011