Kupang (ANTARA News) - Jaringan Telkomsel yang mengalami gangguan akibat gempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter di dekat Nusa Dua Bali, Kamis (10/10), sudah kembali normal.

Corporate Communications PT Telekomunikasi Selular Wilayah Bali Nusa Tenggara, Pandu Maulana, yang dikonfirmasi melalui telepon genggam mengatakan bahwa gangguan komunikasi hanya berlangsung selama sekitar sepuluh menit.

Dia menjelaskan, sesaat setelah terjadi gempa bumi, gangguan komunikasi terasa di wilayah Denpasar, Kuta, Nusa Dua dan Seminyak.

Trafik komunikasi sempat mengalami lonjakan hingga 40 persen dari trafik normal tetapi sepuluh menit setelah terjadinya gempa, jaringan Telkomsel sudah kembali berjalan normal dan coverage layanan tetap berfungsi dengan baik.

Pandu mengatakan, sebanyak 2.291 base transceiver station (BTS) yang ada di wilayah Bali Nusra kini telah mampu meng-cover lonjakan lalu lintas komunikasi.

Dia menambahkan, Telkomsel secara terus-menerus akan memantau perkembangan performansi jaringan dan memastikan layanan komunikasi dapat dinikmati dengan nyaman oleh setiap pengguna Telkomsel di wilayah Bali Nusra.

"Sesaat setelah terjadinya gempa berkekuatan 6,8 SR di Bali, gangguan komunikasi terasa di wilayah Denpasar, Kuta, Nusa Dua, dan Seminyak. Trafik komunikasi sempat mengalami lonjakan hingga 40 persen dari trafik normal tetapi saat ini jaringan Telkomsel sudah kembali berjalan normal," kata Pandu Maulana.

Dia mengatakan, petugas akan terus memantau dan setiap masalah yang mengganggu komunikasi melalui jaringan telepon seluler ini bisa segera teratasi.

Gempa bumi berkekuatan 6,8 SR yang terjadi Kamis (10/10) melanda sebagian besar wilayah di Pulau Bali tetapi tidak berpotensi menimbulkan terjadinya gelombang tsunami.

Pusat gempa yang getarannya sampai ke berbagai daerah di luar Pulau Dewata itu berada pada 143 kilometer barat daya Nusa Dua, Bali.

Gempa tersebut berada di kedalaman 10 kilometer di bawah laut dengan posisi 9,89 derajat Lintang Selatan dan 114,53 derajat Bujur Timur.

(B017/R010)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011