London (ANTARA News) - Kepala perusahaan yang membuat ponsel pintar BlackBerry mengaku tidak bisa memastikan kapan layanannya kembali normal setelah mengalami gangguan selama tiga hari.

Yang jelas, katanya seperti dikutip AFP, kemajuan telah dibuat.

Mike Lazaridis, presiden dan pendiri Research in Motion (RIM) yang berkantor pusat di Kanada, menggunakan pesan video untuk menyampaikan permohonan maafnya kepada jutaan pengguna BlackBerry di seluruh dunia yang terganggu aksesnya ke email dan pesan BBM-nya.

Perusahaan itu menyatakan layanannya di Eropa, Timur Tengah, Afrika dan India tengah menuju normal, sementara gangguan masih terjadi di Amerika Serikat dan Kanada yang adalah kawasan pertama yang mengalami gangguan, serta Amerika Latin.

"Semenjak meluncurkan BlackBerry pada 1999, adalah tujuan saya menyediakan komunikasi seketika yang andal di seluruh dunia.  Kami tidak dapat mewujudkan tujuan itu pekan ini," kata Lazaridis dalam pesan video-nya via laman RIM.

Berbicara di hari keempat gangguan terhadap BlackBerry yang diakibatkan oleh kesalahan teknik awal, dia berkata, "Saya minta maaf atas terhentinya layanan selama minggu ini. Kami telah membuat kecewa banyak dari anda."

Lazaridis menambahkan, "Saya ingin sekali memberi anda kerangka waktu bagi pulih penuhnya pelayanan di seluruh dunia, tapi saya tak bisa memastikannya untuk saat ini. Bagi anda yang dirugiakan, saya tahu hal ini sangat mengecewakan.

RIM menyatakan bahwa kesalahan teknis perdana pada sistem pesan di dalam jaringanya telah memicu timbulnya masalah yang menyulitkan sebagian bsar dari 70 juta pelanggannya di seluruh dunia.

"Ini soal 'backlog,"  kata wakil presiden RIM urusan software, David Yach, sembari mengesampingkan rumor adanya sabotase dan peretasan.

Kesalahan teknis dilaporkan terjadi di jalur penghubung layanan BalckBerry di Inggris di Slough, sebuah kota di sebelah barat London.

Senin lalu dengan yakinnya RIM menyatakan telah berhasil mengatasi gangguan teknis ini, namun yang terjadi malah yang sebaliknya sehingga membuat marah para pengguna BlackBerry di seluruh dunia.

Masalah ini memperburuk posisi RIM yang di saat bersamaan juga menghadapi pertarungan bisnis yang keras dengan turunnya penjualan karena disaingin produk serupa buatan Apple atau ponselp-ponsel sejenis yang dinyawai software Android buatan Google.

Pasar utama produk itu di Asia Pasifik seperti Australia, Jepang dan Korea Selatan belum terkena gangguan, namun para pengguna di China dan India mulai ketularan gangguan teknis itu.

"BlackBerry itu sampah. Lupakan, saya akan menggunakan iPhone," tulis pengguna BlackBerry Hun Lingshi seperti dikutip AFP.  (*)

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011