Sidoarjo (ANTARA) - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Maspion 1 di Sidoarjo, Jawa Timur, dan diterima langsung oleh Presiden Direktur PT Maspion Group Alim Markus dengan salah satu perbincangannya yaitu bernostalgia tentang masa lalu.

Keduanya merupakan sahabat lama sebagai pengusaha, di mana pada kesempatan itu LaNyalla bercerita sekitar tahun 1989, ketika pertama kali merintis sebagai pengusaha, LaNyalla menggagas sebuah pameran bisnis di Surabaya. Saat itu, senator asal Jawa Timur itu menemui Alim Markus untuk peminjaman modal acara yang sedang dia gagas.

"Saya temui Pak Alim Markus untuk meminjam modal. Saya sampaikan maksud dan tujuan saya. Alhasil, Pak Alim Markus ini menyetujui gagasan saya dan pameran itu berlangsung," kata LaNyalla, Jumat.

Dalam keterangan tertulis dia mengatakan, pameran yang digagas untuk kali pertama itu mengalami kegagalan kemudian rugi dan harus berutang sebesar Rp180 juta kepada Alim Markus. Saat itu, LaNyalla menemui Alim Markus dengan mengatakan, apa yang sesungguhnya terjadi.

"Saya sampaikan soal kerugian yang saya alami. Saya pasrah. Saya bilang ke Pak Alim Markus bahwa saya bangkrut, kalau mau dipenjarakan silakan," kenang LaNyalla.

Baca juga: LaNyalla: Hari melawan islamofobia momentum bebaskan stigma negatif

Baca juga: Ketua DPD: Tolak penundaan pemilu dengan kerangka berpikir negarawan


Namun, kata LaNyalla, Alim Markus masih berbaik hati kepada dirinya dengan mengatakan kalau dirinya anak muda yang punya semangat, tidak akan dipenjarakan. "Akhirnya saya bilang, saya akan ganti cicil tiap bulan Rp250 ribu," kata LaNyalla.

Alim Markus, kata dia, kemudian menyetujui. Namun, LaNyalla malah menawarkan agar Alim Markus meminjamkan kembali modal kepada dirinya sebesar Rp5 juta untuk membuat pameran kembali.

"Waktu itu tahun 1990 dan Pak Alim Markus menyetujui pinjaman saya lagi. Akhirnya bermodal Rp5 juta saya buat lagi proposal untuk menggelar pameran lagi," ujar LaNyalla.

Beruntung kali ini sukses. Tiga bulan sebelum diselenggarakan, seluruh stand yang tersedia habis terjual.

Ia pun bisa membayar utang-nya kepada Alim Markus senilai Rp180 juta. Berkat kesuksesan-nya tersebut, berselang setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1991 LaNyalla menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk menggelar pameran serupa yang akhirnya dikenal dengan "Surabaya Exppo".

"Jadi, Pak Alim Markus ini adalah salah satu orang yang membesarkan saya. Jasa Pak Alim Markus dan Maspion begitu besar bagi saya. Buat saya, Pak Alim Markus ini adalah guru. Faktanya memang begitu," tutur LaNyalla.

Baca juga: Ketua DPD dorong IDI siapkan peta jalan ketahanan nasional kesehatan

Alim Markus hanya mengamini apa yang disampaikan LaNyalla. Ia melihat sosok anak muda dengan segudang kreativitas dan semangat yang tinggi kala itu ada di LaNyalla.

"Ya memang begitulah Pak LaNyalla ini. Semangatnya luar biasa. Keyakinannya itu tinggi. Saya teman lama dengan Pak LaNyalla. Dan saya bangga dengan beliau," ucap Alim Markus.

Dalam pertemuan itu, Ketua DPD RI di dampingi Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman. Sementara Alim Markus di dampingi sejumlah pengurus Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di seluruh PUK Maspion Group.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022