Jakarta (ANTARA) -- Start-up yang bergerak di bidang digitalisasi ekonomi, MILI, membidik pendapatan sebesar Rp3 triliun pada 2022, dengan target pasar sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang ritel lsa dan paket internet. 

CEO MILI Erik Yoachim mengatakan, terdapat sekitar satu juta penjual pulsa/internet yang tersebar di seluruh Indonesia, namun masih banyak pelaku yang belum memanfaatkan teknologi digital. 

"Oleh karena itu, MILI dilahirkan untuk memfasilitasi pelaku usaha sektor ritel dan UMKM masuk ke ekosistem digital," ujarnya. 

Dengan solusi digital payment ptaform, MILI dapat membantu pedagang pulsa dan data ataupun siapapun yang punya bisnis kelas UMKM menikmati layanan transaksi produk dan pembayaran digital, serta layanan online banking dengan lebih mudah, lebih cepat dan tanpa batas. 

“Teknologi akan terus berkembang dan semua akan mengarah ke digitalisasi. Jadi nantinya MILI, bukan hanya untuk pedagang pulsa dan data,” ungkapnya. 

Erik menambahkan, dari sekitar satu juta pelaku UMKM tersebut, saat ini baru sekitar 60.000 yang telah memanfaatkan aplikasi MILI dan itu pun masih di sekitaran Jadebotabek. 

Menurut pengakuan Erik, dari jumlah pengguna aplikasi MILI sebesar itu, telah  berhasil membukukan penjualan sekelas unicorn yang umumnya di kisaran Rp 1 triliunan. “MILI bukan unicorn, tapi revenue kami sekelas unicorn lah,” tukasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022