Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah di akhir pekan sore naik kembali terhadap dolar AS meski penguatannya masih dalam kisaran yang terbatas.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarBank Jakarta pada Jumat sore menguat ke posisi Rp8.865 atau naik naik 55 poin dibanding hari sebelumnya Rp8.920.

"Akibat arus modal yang masuk ke pasar saham Indonesia akibat minat resiko yang meningkat beberapa hari terakhir mendorong nilai tukar tukar rupiah menguat, kata Analis valuta asing dari Monex Investindo Futures, Johanes Ginting di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan, menguatnya nilai tukar dalam negeri masih terbatas dikarenakan masih kuatnya sentimen negatif dari eksternal meski ada sejumlah langkah perbaikan.

"Langkah perbaikan untuk bailout Yunani memberi sentimen positif, namun investor masih ada sedikit kekawatiran seperti surplus perdagangan China yang menyusut untuk bulan ke dua berturut-turut pada bulan September juga menambah kekhawatiran atas melemahnya ekonomi global," katanya.

Ia mengatakan, rally rupiah yang diperlihatkan sejak kemarin tidak memiliki dasar kuat, kecuali harapan, dan nampaknya pasar mulai menyadari bahwa penyelesaian krisis tidak akan datang semudah yang diharapkan.

Meski demikian, menurut dia, berlanjutnya optimisme Eropa dapat diambil kebijakan konkret untuk selesaikan krisis utang dan cegah krisis perbankan.

Ia mengemukakan, bagaimanapun harapan pasar nampaknya masih tersisa setelah pemerintah Slovakia meratifikasi rencana ekspansi Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF), yang akan memberikan tambahan kekuatan bagi para pembuat kebijakan dalam upaya mengatasi krisis hutang kawasan.

"Slovakia merupakan negara Uni Eropa terakhir yang memberikan dukungan terhadap penambahan fasilitas dana penyelamatan menjadi 440 milyar," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat mencatat mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS menjadi Rp8.945 dibanding pada hari sebelumnya Rp8.893. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011