Jakarta (ANTARA News) - Mongolia menjadi pasar baru yang menjanjikan bagi produk unggulan Indonesia, di tengah melemahnya perekonomian AS dan Eropa serta menurunnya permintaan komoditas ekspor Indonesia di pasar-pasar tradisional.

Pada 2010, total nilai perdagangan kedua negara melonjak menjadi 7,7 juta dolar AS, naik drastis dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3,7 juta dolar AS, dimana Indonesia menikmati surplus perdagangan lebih dari 97 persen, kata siaran pers KBRI Beijing yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Dikatakan, hasil positif itu merupakan hasil serius dari berbagai terobosan yang dilakukan KBRI Beijing di bawah pimpinan Duta Besar Indonesia untuk RRC merangkap Mongolia, Imron Cotan.

Disebutkan, minyak kelapa sawit, produk farmasi, produk olahan seperti sabun, biskuit, mie instan, kopi, dan obat-obatan adalah sebagian dari produk unggulan Indonesia yang makin akrab di kalangan konsumen negara yang berpenduduk hampir tiga juta orang ini, selain beras, gula dan kelapa sawit yang juga dibutuhkan pasar Mongolia.

Dalam pertemuan bisnis pada 6 Oktober lalu di Ulaanbaatar , Mongolia, Dubes Imron Cotan menekankan kepada pengusaha Mongolia bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pemasok kebutuhan pasar konsumen di Mongolia, baik pada saat ini maupaun di masa yang akan datang.

Apalagi, hubungan kedua negara makin erat tercermin dari makin meningkatnya frekuensi kunjungan di tingkat pejabat tinggi kedua negara, serta tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Mongolia akhir-akhir ini, kata Imron Cotan.

Indonesia, katanya, juga menawarkan potensi investasi yang menjanjikan, termasuk seperti yang tercantum dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 yang memproyeksikan pembangunan infrastruktur penunjang pengembangan koridor ekonomi di seluruh Indonesia.

Juga perkembangan sektor pertambangan dan energi, manufaktur, kawasan ekonomi khusus, perikanan dan pariwisata.

Selain pertemuan bisnis bisnis yang dihadiri sekitar 100 CEO perusahaan ternama Mongolia dari berbagai sector yang dipadati peserta itu , pada 4 Oktober Dubes RI juga melakukan pertemuan khusus dengan produser daging halal Mongolia untuk menjajaki peluang impor daging halal dari negara itu untuk mengurangi ketergantungan dari sejumlah negara selama ini menjadi pemasok komoditas itu ke Indonesia.

Negara yang selama ini mengandalkan pasokan daging dari Mongolia antara lain Korea Selatan, Rusia, RRC, Iran dan Kazakhstan. Terkait hal itu, dikatakan, Dubes RI menawarkan beasiswa kepada dua orang Mongolia untuk belajar memproses daging halal di Indonesia.

Sementara itu, pada 6 Oktober lalu KBRI Beijing juga menyelenggarakan resepsi diplomatik memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dan Hari Ulang Tahun TNI ke-66 di Hotel, Chinggis Khaan, Ulaanbaatar, Mongolia.

Resepsi dihadiri oleh lebih dari 200 undangan dari kalangan pemerintah, perwakilan negara asing, dan pengusaha Mongolia. Hadir sebagai tamu kehormatan mewakili Pemerintah Mongolia adalah Wakil Menteri Pertanian, Madam Saule. Resepsi juga dimeriahkan oleh Mme Otguntuya, istri Perdana Menteri Mongolia. 

(Tz.A023)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011