Orang sekarang memilih brand kalau itu gue banget, jadi branding penting sekali apalagi sekarang konsumen sering kali dijejal dengan berbagai intonasi.
Jakarta (ANTARA) - CEO/Founder Inkubator Bisnis UKM Kaya.Id Nita Katikasari menekankan pentingnya branding sebagai kiat sukses bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Orang sekarang memilih brand kalau itu gue banget, jadi branding penting sekali apalagi sekarang konsumen sering kali dijejal dengan berbagai intonasi,” kata Nita dalam Inspirational Talkshow virtual, Senin.

Menurut Nita, branding yang kuat mampu membuat orang selalu mengingat sebuah produk. Branding bisa dilakukan melalui marketing (pemasaran) dan packaging (kemasan produk). Ia mengatakan bahwa pemasaran suatu produk di zaman kini lebih sulit dikarenakan ketatnya persaingan dan promosi melalui media sosial.

Baca juga: Belasan juta UMKM jualan di platform digital

 Oleh karena itu, ia menyarankan pelaku UMKM untuk menginvestasikan uangnya untuk melakukan promosi.

Banyak perusahaan ketika harus memotong budget, memotong marketing. Padahal marketing itu harus dilihat sebagai investasi karena bagaimana konsumen mau tahu kalau tidak melalui marketing ini,” ujarnya.

Selain itu, packaging yang menarik, lanjutnya, dapat meningkatkan daya tarik calon pembeli dan menambah nilai jual. Dengan pemilihan kemasan yang tepat, produk UMKM dapat bersaing dengan produk-produk lokal kenamaan bahkan produk-produk dari luar negeri.

Ia mencontohkan salah satu UMKM jamu yang mempercayakan produknya kepada Kaya.Id. Melalui strategi pemasaran yang tepat dan kemasan yang modern, omset usaha jamu tersebut mencapai Rp1,4 miliar dalam 1 tahun.

Hal senada juga disampaikan Brand Aktivis & Founder Brand AdventureIndonesia Arto Soebiantoro.

Menurutnya brand mampu menambah bahkan mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk. Menurutnya, strategi branding sangat beragam dan tidak ada aturan baku untuk memasarkan sebuah produk. Karenanya, pelaku usaha harus jeli melihat strategi pemasaran yang cocok untuk jenis usaha dan target usahanya.

Tahapan brand, lanjut dia, terdiri dari tahap kenal, rasa, paham dan cinta. Seluruh pelaku usaha mempunyai tujuan utama yakni membawa brand ke tahapan cinta.

“Semua brand punya fokus cuma satu, yakni membawa brand ke tahap cinta. Seringkali kita merasa, mentang-mentang 10 20 tahun kita sudah di tahap cinta. Bisa jadi selama itu hanya jualan dan tidak membangun relasi dan keakraban dengan market,” jelasnya.

Baca juga: Pemerintah minta e-commerce sediakan lebih banyak produk lokal

Kurangnya relasi brand dengan pasar, dinilainya menjadi penyebab sebuah brand tidak melekat di masyarakat.

 Arto mengakui bahwa untuk membangun sebuah brand membutuhkan waktu yang lama bahkan bisa memakan waktu hingga 50 tahun, namun dengan bantuan teknologi, proses tersebut bisa dipersingkat menjadi 20 tahun.

Lebih lanjut ia menyarankan para pelaku usaha untuk mulai membangun brand dari pasar yang kecil. Berdasarkan pengalamannya selama hampir 21 tahun di industri branding, semakin kecil pasar semakin cepat brand terbangun.

“Jangan salah dengan konsep bisnis, bisnis semakin besar pasar semakin bagus. Tapi brand harus fokus ke pasar spesifik, banyak pengusaha yang pasarnya tidak spesifik sehingga biayanya lebih mahal dan tidak efektif,” tuturnya.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022