Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Yogyakarta menyatakan bahwa mewabahnya penyakit Demam Berdarah (DB) di daerah itu kini sudah termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul terus meningkatnya jumlah penderita dalam tiga bulan terakhir. Peningkatan jumlah penderita DB itu tampak di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah ) Wirosaban Kota Yogyakarta, tercatat sekitar 38 penderita DB terpaksa harus dirawat di lorong-lorong rumah sakit itu, karena daya tampungnya terbatas, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Khoirul Anwar di Yogyakarta, Rabu. "Kami menetapkan status KLB demam berdarah untuk Kota Yogyakarta, sebab dalam tiga bulan terakhir, terus terjadi peningkatan penderita demam berdarah. Kami juga sudah mengajukan anggaran ke Walikota lewat dana tak terduga untuk menangani masalah ini," katanya. Menurut dia, pihaknya menyiapkan tindakan antisipasi ledakan DB yang lebih besar lagi dengan tindakan pengasapan (fogging) untuk memberantas nyamuk dan sarang nyamuk. Untuk itu, Dinas Kesehatan Yogyakarta mengajukan anggaran sekitar Rp200 juta guna menangani KLB demam berdarah ini, dan diharapkan anggaran itu segera cair agar bisa dilaksanakan dengan cepat penanganannya, katanya. Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Drs.Elfi Effendi yang didampingi Kabid Humas Pemprov DIY, Alex Samsuri, mengatakan, pihaknya menerima laporan dari Seksi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, bahwa terjadinya peningkatan penderita DB yang dirawat di RSUD Wirosaban Yogyakarta. Pada bulan Desember 2005 lalu hanya kurang dari 20 pasien, mengalami peningkatan pada Januari menjadi 40 pasien. Sedangkan saat ini, pasien DB yang sedang dirawat di RSUD Wirosaban berjumlah 38 orang, terbanyak anak-anak, padahal daya tampung bangsal perawatan anak hanya 19 tempat tidur. Berdasarakan laporan P2M Dinkes Kota Yogya, langkah-langkah yang disusun P2M untuk menangani KLB ini adalah melakukan pengasapan di sebagian besar wilayah Kota Yogyakarta. Selain itu, menurut rencana dalam waktu dekat, bersama instansi lain, Dinkes akan melakukan penyuluhan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk dan perlunya kewaspadaan penyebaran DB. Sedangkan laporan dari RS Sardjito Yogyakarta , saat ini terdapat sembilan pasien DB yang dirawat di bangsal anak, dan sebagian dari jumlah itu adalah rujukan dari RSUD Wirosaban, kata Elfi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006