Muntok, Bangka Barat (ANTARA News) - Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) berencana menggelar sosialisasi penelitian studi kelayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada Selasa (18/10) di Lapangan Gelora Muntok, Bangka Barat.

"Sosialisasi tersebut bersifat hiburan dengan disisipi beberapa pesan dari pejabat Batan dan Kemenristek mengenai studi tapak yang sedang dilaksanakan," ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Bangka Barat, Chairul Amri Rani di Muntok, Selasa.

Ia menjelaskan, sosialisasi studi tapak tersebut merupakan program kegiatan dari Kementerian Riset dan Teknilogi (Kemenristek) bekerja sama dengan Batan untuk menyosialisasikan program yang sedang berjalan dan akan dilakukan untuk mendukung pelaksanaan studi tapak PLTN.

Dalam sosialisai yang bertema `Energi Nuklir untuk Berkelanjutan Pembanguan` tersebut, rencananya akan dimulai pukul 09.00 WIB sampai 17.00 WIB dan dimeriahkan artis ibukota seperti Tarzan, Marwoto, Vety Vera dan artis daerah Surya Band.

Setelah itu, pada Kamis (20/10) mulai pukul 09.00 WIB sampai 13.00 WIB di Gedung Pusat Metalurgi juga akan diadakan sosialisasi berupa pemaparan program pemerintah mengenai studi tapak PLTN yang akan disampaikan dari pihak Batan dan Kemenristek.

"Sosialisasi studi tapak akan terus dilakukan, kemungkinan akan dilaksanakan lagi sekitar Desember 2011 agar masyarakat semakin tahu program Pemerintah Pusat tersebut dalam upaya mencukupi kebutuhan listrik lokal dan nasional," ujarnya.

Menurut dia, sosialisasi kepada masyarakat mempunyai peran penting untuk memberikan informasi sejauh mana manfaat studi tapak yang sedang dilakukan saat ini agar masayarkat mendapatkan informasi yang benar mengenai studi tapak dan langkah selanjutnya yang akan diambil untuk mengetahui kelayakan pembangunan PLTN di Bangka Belitung.

"Kami harap masyarakat hadir dalam sosialisasi tersebut agar tahu langkah yang sudah dijalankan Batan dan Kemenristek mengenai program dan langkah yang akan diambil untuk mengetahui kelayakan rencana pambangunan PLTN di daerah itu," ujarnya.

Ia menjelaskan, sosialisasi tersebut merupakan sosialisasi studi kelayakan, bukan sosialisasi pembangunan PLTN jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan tergesa-gesa mengambil kesimpulan untuk menolak prigram pemerintah pusat tersebut.

Menurut dia, hasil dari studi kelayakan tersebut masih cukup lama dan membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk dapat mengetahui kesimpulan kelayakan daerah itu memenuhi syarat untuk didirikan PLTN atau tidak.

Sementara itu, untuk mendukung studi kelayakan PLTN di Muntok, katanya, PT Surveyor Indonesia sebagai penaggung jawab studi tersebut rencananya dalam tahun ini akan menanam sepuluh alat pencatat kegempaan atau Seismograf di berbagai titik sekitar lokasi rencana pembangunan PLTN.

"Saat ini studi tapak yang dilakukan PT Surveyor Indonesia bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika (BMKG), sedang mencari koordinat penanaman seismograf untuk mencatat kegempaan yang terjadi di Bangka Barat" katanya.

Menurut dia, langkah awal yang diambil untuk menyukseskan program studi tapak tersebut, pihak PT Surveyor Indonesia pertama-tama akan membangun tower untuk mencatat cuaca seperti seberapa jumlah sinar matahari, curah hujan, kecepatan angin, tingkat kegempaan dan lainnya.

Setelah diperoleh data akurat, katanya, data tersebut berfungsi sebagai bahan pertimbangan program perencanaan pembangunan PLTN dan merencanakan desain kekuatan fisik bangunan untuk tapak PLTN tersebut. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011