Yogyakarta - Jawa Barat di tengah saja agar seimbang
Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil menyatakan Pemerintah Daerah Jawa Barat siap membantu upaya penerjemahan kitab Babad Padjadjaran dari bahasa Jawa kuno ke bahasa latin dan Indonesia.

"Penerjemahan kitab Babad Padjadjaran penting guna mengetahui sejarah dengan lebih pasti dalam konteks hubungan kultural antara Sunda dan Jawa," kata Ridwan Kamil dalam keterangan persnya, Kamis.

Upaya ini, kata Ridwan Kamil juga dimaksudkan untuk menjaga kesejukan budaya menjelang hajat demokrasi 2024.

“Ini adalah tahap dua (kerja sama) dengan non Government, wujudnya community to community," ujar Ridwan Kamil.

Baca juga: Ridwan Kamil bertemu seniman Butet di Yogyakarta untuk dialog budaya

Baca juga: Gubernur Jabar ajak pemuda Yogyakarta optimitis raih Indonesia Emas


Kesanggupan Jawa Barat untuk membantu upaya penerjemahan kitab Babad Padjadjaran dari bahasa Jawa kuno ke bahasa latin dan Indonesia disampaikan Gubernur saat bertemu budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa yang akrab dipanggil Butet Kartaredjasa di kediamannya, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kerja sama budaya Jabar - DIY sudah dimulai dengan saling kunjungan gubernur masing - masing Desember 2021.

Diawali dengan sowan Gubernur Ridwan Kamil yang dibalas dengan napak tilas Sri Sultan Hamengkubuwono X sekaligus pertemuan budaya di Kota Bandung. Kini di awal 2022, Ridwan Kamil ingin memperkuat jalinan kerja sama.

"Di tahun 2022 seiring COVID-19 yang surut kami ingin ada kerja sama kegiatan antara seniman Yoyakarta dengan Jawa Barat. Secara konkret ada cerita tentang Padjadjaran dalam satu kitab yang belum tahu isinya apa, karena bahasa Jawa kuno," kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengatakan Jabar siap membantu penerjemahan kitab Babad Padjadjaran menjadi literasi sejarah nusantara yang ditulis dalam bahasa latin dan Indonesia.

“Saya akan support untuk terjemahkan (kitab Babad Padjadjaran) ke latin dan bahasa Indonesia. Dan nanti kita carikan bentuk ekspresi kebudayaannya. Mudah-mudahan dialog budaya ini bisa mencairkan suhu politik. Berita politik panas, kita Yogyakarta - Jawa Barat di tengah saja agar seimbang,” katanya.

Sementara itu, Butet Kartaredjasa mengaku terkejut dengan kedatangan Gubernur Jabar sekaligus kawan lamanya dan perjumpaan terakhir keduanya sudah cukup lama.

"Surprise banget saya ketamuan Kang Emil, kawan lama saya sebelum jadi pejabat, sebagai sesama orang seni, beliau arsitek. Ini adalah hal inspiratif yang tercetuskan dalam percakapan ini tentang semacam rekonsiliasi kultural Jawa dan Sunda. Kalau mengingat sejarah, mitos, itu ada ketegangan dua kultur antara Jawa dan Sunda," ujarnya.

Butet menyambut baik niat Jabar untuk mendukung penerjemahan kitab.

Selain momentum membuka sejarah antara Jawa dan Sunda, juga dapat mencairkan sisa-sisa pertikaian pada masa lampau. Kemudian pelaku sastra Jawa makin bergairah dalam mencipta karya di tengah pandemi.

"Tentu ini akan melibatkan kawan kawan dari sastrawan, penyair mungkin, untuk menarasikan dalam bentuk prosa, sehingga orang Jawa, orang Sunda bisa membaca nilai-nilai kearifan budaya dari kitab yang ditulis oleh para pujangga Jawa di masa lalu," katanya.

Baca juga: Gubernur Jabar kunjungi Yogyakarta demi gaungkan narasi perdamaian

Baca juga: Tarian Bedhaya Sapta pertama kali tampil di luar Keraton Yogyakarta



 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022