Beijing (ANTARA) - Pemerintah China telah menghabiskan dana lebih dari 120 miliar yuan atau sekitar Rp270,9 triliun untuk program vaksinasi COVID-19.

Angka tersebut masih berada dalam batas kemampuan dana asuransi yang dialokasikan oleh negara, demikian Badan Pengamanan Perawatan Kesehatan Nasional China (NHSA), Kamis.

Lembaga tersebut mencatat sekitar 3,2 miliar dosis vaksin yang sampai saat ini telah disuntikkan kepada warga China daratan.

China meluncurkan program vaksinasi gratis untuk masyarakat dalam upaya memerangi COVID-19 sejak Februari 2021.

Baca juga: RS sementara Shanghai mampu tampung lebih 70.000 pasien COVID-19

Hampir seluruh biaya pembelian dan penyuntikan vaksin ditanggung oleh dana asuransi negara dan anggaran belanja pemerintah setempat.

Pemerintah pusat China juga meminta pemerintah daerah untuk menurunkan biaya tes PCR hingga menjadi kurang dari 28 yuan (Rp63 ribu) sekali tes.

Jika satu kelompok tes yang terdiri dari 10 orang biayanya tidak boleh lebih dari 8 yuan (Rp18 ribu) per orang, demikian surat edaran bersama yang dikeluarkan oleh NHSA dan Satuan Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Dewan Negara yang tersebar di media-media setempat.

Setiap ada kasus baru, otoritas China mewajibkan tes PCR secara massal di satu kawasan permukiman.

Dalam tes massal tersebut biasanya satu botol reagen digunakan untuk lima hingga sepuluh orang. Tes massal tersebut digelar secara cuma-cuma.

Namun jika dilakukan tes mandiri di beberapa tempat yang tersebar di pusat-pusat keramaian dikenakan tarif mulai dari 35 yuan (Rp79 ribu) untuk satu kali tes.

Baca juga: Kasus melonjak, China janji terapkan pendekatan nol COVID yang dinamis
Baca juga: Shanghai tambah satu rumah sakit darurat untuk atasi COVID-19

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022