Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis lima poin pada Kamis sore dipicu ekspektasi penyelesaian krisis utang di Eropa yang masih akan berjalan lambat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta pada Kamis sore melemah ke posisi Rp8.820 atau turun tipis lima poin dibanding hari sebelumnya Rp8.815.

"Pelaku pasar uang masih wait and see jelang pertemuan negara Uni Eropa 23 Oktober 2011 yang diperkirakan akan berlarut-larut penyelesaiannya sehingga rupiah bergerak sempit dengan kecenderungan melemah meski terbatas," kata analis valuta asing David Sumual di Jakarta.

Ia mengemukakan, meskipun sejumlah petinggi Uni Eropa seperti Prancis dan Jerman sepakat untuk meningkatkan ekspansi European Financial Stability Facility (EFSF) menjadi empat kali lipat jumlah sekarang belum mampu mendorong penguatan rupiah.

Penurunan peringkat kredit Spanyol oleh Moody`s menambah kekawatiran pelaku pasar uang global, sehingga pelaku lebih cenderung memegang dolar AS, ujarnya.

"Tampaknya pesimisme terhadap KTT Uni Eropa merasuki pasar, dipicu Menkeu Jerman yang menyatakan penyelesaian akan berjalan lama," katanya..

Ia mengatakan, pergerakkan rupiah ke depan masih akan fluktuasi seiring masih belum pastinya penyelesaian krisis utang di kawasan Eropa.

"Kondisi pasar dalam negeri 90 persen cenderung dipengaruhi kondisi eksternal utamanya dari Eropa," ucapnya.

Meski demikian, lanjut David, nilai tukar dalam negeri terhadap dolar AS masih akan terjaga dikarenakan Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar mata uang dalam negeri.

"Meski berfluktuasi rupiah masih akan tetap stabil, BI tetap akan mengintervensi agar rupiah stabil," kata dia.

Kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (20/10) tercatat mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS menjadi Rp8.840 dibanding pada hari sebelumnya Rp8.855.
(T.KR-ZMF/A026)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011