Meminta pimpinan pemerintah pusat untuk menolak gagasan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Sumatera Selatan (ANTARA) - Ribuan mahasiswa menggelar demonstrasi di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) yang nyaris ricuh, akhirnya membubarkan diri dengan tertib setelah tuntutan mereka diterima oleh Ketua DPRD setempat.

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Indonesia tersebut menggelar demonstrasi “Aksi Tuntutan Daerah Serentak Nasional” di Jalan POM IX, Kecamatan Ilir Barat I atau tepat di depan gerbang kantor DPRD Sumsel, Kamis siang, sejak pukul 14.00 WIB, dan bubar pada pukul 17.40 WIB.

Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya Hansen Febriyansyah di lokasi demonstrasi mengatakan, mereka menyampaikan beberapa tuntutan kepada pemerintah pusat untuk menyikapi permasalahan yang harus diselesaikan karena dipandang memberatkan masyarakat dan mencederai demokrasi.

Tuntutan mahasiswa tersebut di antaranya meminta pimpinan pemerintah pusat untuk menolak gagasan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

Kemudian, ujarnya lagi, menuntut pemerintah pusat untuk menstabilkan harga barang kebutuhan pokok termasuk ketersediaannya di pasar, mendorong aparat berwajib mengusut tuntas dan menangkap mafia minyak goreng.

“Tuntutan itu mewakili suara rakyat Sumatera Selatan kami amanahkan ​​​​kepada Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan. Harapannya amanah itu dijalankan dengan menyampaikannya langsung kepada pimpinan pemerintah pusat seperti yang disepakati tadi,” kata Hansen didampingi para presiden mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Indonesia se-Sumatera Selatan.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Saiful Fadli yang hadir menemui massa mahasiswa mengatakan, semua poin tuntutan mahasiswa tersebut telah diterima dengan baik sekaligus disepakati oleh DPRD Sumsel kemudian akan menyampaikannya kepada pemerintah pusat sebagai perwakilan aspirasi masyarakat.

“Saya atas nama Ketua DPRD Provinsi RA Noeringhati menandatangani dan menyepakati tuntutan mahasiswa ini. Dalam kesempatan ini saya juga menyampaikan terima kasih untuk rekan-rekan mahasiswa, aparat Polri/TNI yang telah berjuang hari ini,” kata dia, turut disaksikan oleh Ketua DPRD Provinsi RA Noeringhati melalui saluran video.

Ribuan mahasiswa yang membawa atribut poster, spanduk dan tiga mobil pick up berisi alat pengeras suara itu pun membubarkan diri secara tertib dan dikawal oleh aparat kepolisian.

“Kami mengawal dan memastikan mereka pulang ke rumah dengan aman. Jalan yang sebelumnya diblokade juga sudah dibuka dan bisa dilalui kendaraan umum kembali,” kata Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib.
Baca juga: Lima mahasiswa pengunjuk rasa omnibus law divonis 10 bulan percobaan
Baca juga: Aliansi Mahasiswa Sumsel kembali turun ke jalan

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022