Frankfurt (ANTARA) - Saham-saham Jerman kembali ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat (7/4/2022), memperpanjang penurunan untuk hari ketiga berturut-turut, dengan indeks acuan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt terkikis 0,52 persen atau 73,52 poin, menjadi menetap di 14.078,15 poin.

Indeks DAX 40 terpangkas 1,89 persen atau 272,67 poin menjadi 14.151,69 poin pada Rabu (6/4/2022), setelah tergelincir 0,65 persen atau 93,80 poin menjadi 14.424,36 poin pada Selasa (5/4/2022), dan bertambah 0,50 persen atau 71,68 poin menjadi 14.518,16 poin pada Senin (4/4/2022).

Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks DAX 40, hanya 14 saham yang berhasil meraih keuntungan, sementara 26 saham lainnya mengalami kerugian.

Bursa Efek Frankfurt terhitung sejak 20 September 2021 secara resmi memperluas komponen indeks DAX 30 menjadi 40 saham atau menjadi indeks DAX 40.

Delivery Hero SE, perusahaan penyedia layanan pemesanan dan pengiriman makanan secara daring mencatat kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya anjlok 5,16 persen.

Disusul oleh saham perusahaan pengembang dan produsen mesin pesawat terbang dan menawarkan layanan dan dukungan mesin pesawat komersial Jerman MTU Aero Engines AG yang terpangkas 3,39 persen, serta perusahaan properti dan pengembang real estat Jerman Vonovia jatuh 2,45 persen.

Di sisi lain, Symrise AG, sebuah perusahaan industri bahan kimia yang terdiversifikasi yang memproduksi minyak wangi, bahan dasar pewangi, bahan baku kosmetik dan lainnya terangkat 2,37 persen, merupakan pencetak keuntungan paling banyak (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Diikuti oleh saham perusahaan perusahaan pengiriman paket dan manajemen rantai pasokan multinasional Jerman Deutsche Post AG yang bertambah 1,86 persen, serta perusahaan produsen dan pemasaran peralatan dan komponen elektronik presisi Sartorius AG menguat 1,13 persen.
Baca juga: Saham Jerman rugi hari kedua, indeks DAX 40 terpangkas 1,89 persen

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022