Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro minta, kalangan swasta nasional yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Eksplorasi Migas nasional (Asperminas) dapat memberikan kontribusinya dalam meningkatkan produksi minyak nasional dari rata-rata saat ini 1,1 juta barel per hari (bph) menjadi 1,3 juta bph. "Masing-masing perusahaan anggota asosiasi diharapkan memiliki kinerja yang baik. Apalagi bisnis migas merupakan bisnis yang padat teknologi dan padat modal, faktor risikonya tinggi dan ketidakpastiannya juga tinggi," kata Ketua Umum Asperminas Effendi Siradjuddin, di Jakarta, Kamis, saat menyampaikan hasil pertemuan pengurus Asperminas dengan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Dikatakannya, pemerintah ingin kontraktor migas nasional berperan aktif untuk meningkatkan produksi minyak nasional dan secara bertahap mampu menjadi pemain berskala Internasional. Keberadaan asosiasi diharapkan mendorong tumbuhnya perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi migas. Tantangan sekarang, menurut Effendi, adalah bagaimana menambah produksi minyak Indonesia paling tidak sebesar 200.000 bph, agar produksi minyak Indonesia meningkat dari sekitar 1,1 juta menjadi 1,3 juta bph. "Ini menjadi tantangan baru bagi kalangan pengusaha nasional di hulu minyak dan gas bumi untuk bisa membantu merealisasikanya," katanya. Mengenai permodalan untuk melakukan pencarian sumber minyak baru, Efendi menyatakan, pihaknya akan menjalin kerjasama dengan perbankan Indonesia. Menurut data di perbankan, saat ini ada sekitar Rp100 triliun dana yang tersimpan di perbankan nasional yang dapat mendukung kegiatan berbagai bidang usaha, termasuk di bidang migas. Oleh karena itu, Asperminas perlu melakukan sosialisasi secara intensif ke sektor perbankan karena perbankan mungkin masih awam dan kurang memperoleh informasi yang lengkap tentang bisnis perminyakan. "Meski sektor perminyakan adalah bisnis padat modal, padat teknologi, berisiko tinggi dan ketidakpastiannya tinggi tetapi begitu diketahui pasti adanya cadangan minyak yang tinggi maka keuntungannya menjanjikan," kata Effendi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006