kami menekankan sistem pembelajaran yang mengombinasikan konsep dengan masalah dan praktik lapangan
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo telah menetapkan tiga prioritas utama dalam Presidensi G20 Indonesia, yakni menata kembali arsitektur kesehatan global agar lebih inklusif dan tanggap terhadap krisis, transformasi digital, dan transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Transformasi digital menjadi salah satu poin penting yang dibahas dalam ajang yang mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” atau Pulih Bersama tersebut. Transformasi digital dinilai sebagai salah satu kunci dalam upaya pemulihan bersama pascapandemi COVID-19.

Pemerintah memberi perhatian serius pada pengembangan teknologi digital, baik yang berkontribusi langsung pada pemberdayaan UMKM maupun pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, beberapa waktu lalu, mengatakan Presidensi G20 Indonesia tersebut dapat menjadi momentum bagi pemerintah dalam mengembangkan transformasi digital yang inklusif.

Melalui forum yang berlangsung di Bali pada November 2022 itu, Indonesia akan memamerkan metaverse versi Indonesia.

Terlepas dari semua itu, perlu upaya untuk mengembangkan ekosistem serta talenta digital, terutama menyiapkan SDM yang nantinya bekerja pada bidang digital tersebut.

 Baca juga: Akademisi: Pengembangan talenta digital perlu untuk kemajuan industri

Kominfo menyebutkan Indonesia kekurangan sekitar 600.000 talenta digital. Dalam 15 tahun ke depan, Indonesia membutuhkan setidaknya sembilan juta talenta digital.

Dalam dua tahun terakhir, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) fokus pada pengembangan talenta digital melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Dikti Kemendikbudristek Prof Nizam menyebutkan bahwa kemajuan Indonesia sangat ditentukan oleh talenta digital yang unggul serta riset dan inovasi pada bidang TIK.

“Kemendikbudristek bekerja sama dengan Kominfo beserta industri dan masyarakat bergotong royong menyiapkan talenta digital yang unggul,” kata dia.

Kemajuan teknologi, lanjut dia, harus dimanfaatkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), tidak sekadar menjadi pengguna akan tetapi menjadi bagian dalam penciptaan teknologi.

Indonesia memiliki potensi talenta digital, dengan jumlah perguruan tinggi yang mencapai 4.500 unit yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

“Saat ini, kompetensi digital menjadi salah satu kebutuhan dasar di berbagai jenis pekerjaan. Ke depannya, kebutuhan ini akan semakin meningkat. Berbagai profesi baru juga akan bermunculan, sejalan dengan lahirnya inovasi baru dari teknologi,” kata Nizam.

Baca juga: Talenta digital cakap dibutuhkan untuk hadapi inovasi teknologi

Salah satu upaya menyiapkan talenta digital melalui Program Studi Independen Bersertifikat (PSIB) yang merupakan bagian dari program Kampus Merdeka. PSIB memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar mengembangkan diri melalui aktivitas di luar perkuliahan, namun tetap diakui sebagai bagian dari perkuliahan.

Program tersebut diselenggarakan selama satu hingga dua semester. Untuk kegiatan PSIB selama satu semester setara dengan 20 SKS yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi yang diperoleh mahasiswa, baik kompetensi teknis maupun nonteknis.

Microsoft Indonesia

Salah satu perusahaan multinasional yang terlibat dalam pengembangan talenta digital adalah Microsoft Indonesia melalui program PSIB. Program PSIB Microsoft Indonesia tersebut telah terselenggara sebanyak dua angkatan dengan ribuan peserta.

Bahkan, dalam ajang Anugerah Diktiristek 2021, Microsoft Indonesia berhasil meraih penghargaan sebagai “Mitra Penerima Studi Independen Terbanyak.

Program PSIB Microsoft Indonesia angkatan pertama dimulai pada Agustus 2021 diikuti sebanyak 1.121 mahasiswa berasal dari 235 kampus di Tanah Air. Mahasiswa tersebut terpilih dari 6.000 mahasiswa yang mendaftar pada angkatan pertama.

Untuk program PSIB Microsoft Indonesia angkatan kedua dimulai pada Februari 2022 dan diikuti sebanyak 1.388 mahasiswa berasal dari 205 universitas dan 91 daerah di Indonesia.

Dari total tersebut, sekitar 27,9 persen mahasiswa mempelajari dan mengambil sertifikasi pada track Cloud and Artificial Intelligence (AI), 35,8 persen di bidang Productivity, dan 36,3 persen lainnya di bidang Educator. Setiap track akan membekali mahasiswa dengan keterampilan berbeda untuk kebutuhan profesi yang berbeda pula.

Peserta yang lulus dari track Educator misalnya, diharapkan dapat membawa inovasi baru dalam metode belajar mengajar dengan menggunakan teknologi Microsoft, sehingga mampu memodernisasi dunia pendidikan.

 Baca juga: Pekerjaan di dunia teknologi dengan prospek menjanjikan di masa depan

Untuk peserta track Cloud and AI, akan dibekali keterampilan untuk menjadi engineers dengan memanfaatkan berbagai fitur cloud and AI Microsoft Azure.

Sementara untuk peserta track Productivity, mereka akan memperoleh keterampilan yang dapat mendukung pengembangan bisnis di masa depan, dengan memanfaatkan teknologi.

Direktur PT MariBelajar Indonesia Cerdas Juli Sapta Putra Hantana mengatakan hasil akhir yang diharapkan dari PSIB Microsoft adalah menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi tingginya persaingan dunia kerja berbasis teknologi.

“Oleh karena itu, kami menekankan sistem pembelajaran yang mengombinasikan konsep dengan masalah dan praktik lapangan. Melalui sistem ini, mahasiswa akan memiliki keterampilan dasar penggunaan teknologi, kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dunia kerja, dan pengalaman nyata untuk memetakan jenis pekerjaan seperti apa yang dapat diselesaikan dengan solusi teknologi yang mana,” kata Juli.

Jumlah peserta PSIB Microsoft angkatan kedua tersebut meningkat lebih dari 23 persen dibandingkan angkatan dengan jumlah pendaftar mencapai 10.066 mahasiswa, atau meningkat lebih dari 67 persen dibandingkan dengan sebelumnya.

Education Programs & Skills Lead, Microsoft Indonesia Obert Hoseanto mengatakan pihaknya senang dapat berpartisipasi dalam program PSIB.

“Antusiasme mahasiswa yang semakin meningkat juga memacu semangat kami untuk terus memberdayakan mereka dengan keterampilan digital yang dapat mendukung Indonesia 4.0. Semoga dengan program ini, kita dapat membantu mengakselerasi transformasi digital Indonesia,” kata dia.

Transformasi digital di Tanah Air tidak akan terwujud jika hanya dikerjakan oleh pemerintah.

Perlu gotong royong semua pihak untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Baca juga: Microsoft siapkan ribuan mahasiswa jadi talenta digital lewat PSIB
Baca juga: Siapkan talenta digital, Leap-Telkom Digital luncurkan beasiswa
Baca juga: Presiden: Kita beruntung Nadiem berpengalaman soal teknologi


Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022