"Pasar sedang berhenti untuk beristirahat. "Pasar telah jenuh dan tidak sanggup bergerak turun," kata analis Mitsubishi Corp Tony Nunan.
London (ANTARA News) - Harga minyak dunia membaik pada perdagangan Kamis setelah sebelumnya mengalami penurunan selama dua bulan. Kontrak utama di New York, minyak mentah light sweet untuk pegiriman Maret naik 65 sen menjadi 58,3 dollar AS per barrel pada perdagangan elektronik, setelah sebelumnya pada hari Rabu menurun dua dollar. Kantor Berita AFP melaporkan bahwa di London Kamis, harga minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman April meningkat 51 sen menjadi 58,66 dollar per barrel. Analis Sucden di London mencatat bahwa pasar telah jenuh pada hari Rabu lalu, dan mencatat bahwa "pasokan minyak mentah yang berlebih pada saat ini masih menjadi tekanan besar terhadap pasar". Sementara itu analis Mitsubishi Corp Tony Nunan mengatakan bahwa pasar sedang mengalami istirahat. "Pasar sedang berhenti untuk beristirahat," katanya. "Pasar telah jenuh dan tidak sanggup bergerak turun." Harga sempat turun setelah adanya laporan dari Departemen Energi AS (DoE) pada hari Rabu lalu yang menunjukkan cadangan minyak AS, baik minyak mentah dan minyak suling, lebih tinggi dari perkiraan. Pada hari Rabu lalu, kontrak di New York ditutup pada level 57,65 dollar per barrel, merupakan angka terendah sejak 19 Desember 2005. Cadangan minyak mentah meningkat 4,9 juta barrel menjadi 325,6 juta barrel pada pekan lalu hingga 10 Februari, kata DoE, melebihi perkiraan analis dimana peningkatan cadangan diperkirakan sebesar 1,1 juta barrel. Cadangan bensin meningkat 2,2 juta barrel menjadi 225,5 juta barrel, melebihi perkiraan analis bahwa peningkatan cadangan sebesar 1,4 juta barrel, sedangkan cadangan minyak suling, yang digunakan untuk minyak pemanas dan minyak diesel, naik 900.000 barrel menjadi 136,9 juta barrel. Cadangan minyak mentah AS saat ini lebih tinggi 11 persen dibanding periode sama pada tahun lalu, sedangkan cadangan bensin dan minyak suling meningkat masing-masing 1,4 persen dan 14 persen. Di daerah lain pasar terus mengamati situasi pasca krisis nuklir Iran, negara produsen minyak kedua terbesar dalam organisasi negara pengekspor minyak (OPEC), yang dikuatirkan bisa mengurangi ekspor minyaknya yang saat ini mencapai 2,6 juta barrel per hari. Para pelaku pasar juga terus mengamati perkembangan situasi di negara anggota OPEC lainnya Nigeria, yakni negara eksportir minyak mentah terbesar di Afrika, dimana pasokan minyak sempat terganggu karena adanya kekerasan yang terjadi di Delta Niger.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006