Pemilihan presiden putaran kedua dalam dua pekan mendatang akan menjadi momen "menentukan" bagi Prancis dan Eropa, kata Macron.
Paris (ANTARA) - Presiden petahana Prancis Emmanuel Macron dan kandidat sayap kanan ekstrem Marine Le Pen menjadi kandidat dengan perolehan suara teratas dalam putaran pertama pemilihan presiden 2022 dengan masing-masing mendapatkan 28,2 persen dan 23,4 persen suara, demikian menurut perkiraan hasil awal (exit poll) yang dilakukan pada Minggu (10/4) oleh Elabe dan dirilis oleh televisi Prancis BFMTV.

Berterima kasih kepada para pendukungnya, Macron bersumpah untuk "mengimplementasikan proyek kemajuan, keterbukaan, dan kemerdekaan Prancis dan Eropa yang kita dukung."

Pemilihan presiden putaran kedua dalam dua pekan mendatang akan menjadi momen "menentukan" bagi Prancis dan Eropa, kata Macron.

"Pada saat yang menentukan untuk masa depan bangsa ini, kita perlu sesuatu yang baru. Itu sebabnya saya ingin menjangkau mereka yang ingin bekerja untuk Prancis," lanjut Macron.

Berbicara kepada para pendukungnya, Le Pen meminta semua orang yang tidak memilih Macron untuk bergabung dengan kampanyenya.

"Saya akan memastikan kemerdekaan nasional, saya akan mengontrol imigrasi dan memulihkan keamanan bagi semua pihak," kata kandidat sayap kanan ekstrem itu.
 
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato dalam sebuah kampanye setelah putaran pertama pemilihan presiden Prancis di Paris, Prancis, pada 10 April 2022. (Xinhua/Gao Jing)


Maju dalam pemilihan presiden putaran kedua untuk kedua kalinya setelah 2017, Le Pen mengatakan bahwa ambisinya adalah untuk "menyatukan Prancis, dan menjadikan Prancis negara yang terhubung kembali dengan kejayaan."

Menempati posisi ketiga, pemimpin partai sayap kiri La France insoumise (Unsubmissive France) Jean-Luc Melenchon meminta para pendukungnya untuk tidak memilih Le Pen.

"Prancis dapat mengetahui apa yang harus dilakukan, mereka dapat memutuskan apa yang harus dilakukan. Anda tidak boleh memberikan suara kepada Le Pen," tuturnya beberapa kali selama kampanyenya.

Sama seperti Melenchon, sebagian besar kandidat yang gagal pada putaran pertama menyuarakan dukungan mereka kepada Macron untuk pemilihan presiden putaran berikutnya.

Hasil awal resmi akan diumumkan pada Minggu malam atau Senin (11/4) pagi waktu setempat setelah proses verifikasi oleh Kementerian Dalam Negeri Prancis.

Macron dan Le Pen akan bersaing di putaran kedua pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 24 April mendatang.

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022