Pelaku pasar masih fokus pada kebijakan moneter The Fed yang hawkish.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini melemah tipis dipengaruhi sentimen pengetatan kebijakan moneter The Fed.

Rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.365 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.362 per dolar AS.

"Pelaku pasar masih fokus pada kebijakan moneter The Fed yang hawkish," tulis Tim Riset Monex Investindo dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Baca juga: Rupiah melemah dibayangi kekhawatiran inflasi akibat invasi Rusia

Prospek pengetatan bank sentral yang lebih agresif untuk mengekang inflasi yang melonjak telah memicu minat investor terhadap aset aman dolar AS.

The Fed sudah bersiap menaikkan suku bunga dalam waktu dekat dan terbuka untuk kenaikan sebesar 50 basis poin pada akhir bulan ini.

Baca juga: Dolar raih naik mingguan terbesar sebulan, karena pesan "hawkish" Fed

Sementara itu kekhawatiran pasar bertambah karena Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menunjuk Jenderal Angkatan Darat Alexander Dvornikov sebagai komandan baru serangan Rusia ke Ukraina. Hal ini dinilai akan memicu ketegangan yang terjadi akan terus berlangsung.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.387 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.363 per dolar AS hingga Rp14.387 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp14.370 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.365 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022