... pada November nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah dua gelaran internasional penting, yaitu SEA Games 2011 di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan; serta KTT ASEAN dan KTT Asia Timur, di Nusa Dua, Bali...
Jakarta (ANTARA News) - Tiap orang pasti paham, tingkah polah teroris dan jaringannya sangat berbahaya juga menimbulkan kerugian besar dalam banyak aspek. Tapi masalahnya adalah mempertahankan dan meningkatkan kewaspadaan tentang penyebaran teroris dan jaringannya; plus tindak penegakan hukumnya.

Walau dalam keseharian bergelut tentang hal ini, namun bagi satuan-satuan anti teror TNI dan Kepolisian Indonesia, latihan bersama penanggulangan teror tetap sangat penting. Di Markas Komando Korps Brigade Mobil Kepolisian Indonesia, Selasa, latihan antara satuan-satuan elit berkualifikasi anti teror TNI dan Kepolisian Indonesia digelar.

Latihan bersama ketiga kali di antara mereka ini diikuti Detasemen Jala Mangkara Korps Marinir TNI-AL, Detasemen B-90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI-AU, dan Satuan Penanggulangan Teror  81 Komando Pasukan Khusus TNI-AD. Dari Kepolisian Indonesia, satuan yang terlibat dalam latihan selama lima hari ini adalah Satuan Brigade Mobil.

Pemimpin puncak kedua instansi negara itu, Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, dan Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Timur Pradopo, hadir dan langsung memeriksa kesiapan satuan-satuan elit itu, di Markan Komando Korps Brigade Mobil, Kelapa Dua, Jawa Barat.

Dimulai dengan gladi posko dari direktur latihan, latihan penanggulangan teror bersama itu dilanjutkan dengan aksi simulasi penanggulangan teror (tactical floor game). Walau masih berbasis aksi penanggulangan berdasarkan azazi satuan elit yang terlibat, namun integrasi satuan-satuan itu bisa dilaksanakan secara baik.

Bicara soal kesiapan anti teror itu, pada November nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah dua gelaran internasional penting, yaitu SEA Games 2011 di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan; serta KTT ASEAN dan KTT Asia Timur, di Nusa Dua, Bali.

Beberapa pemimpin negara telah menyatakan konformasi hadir, di antaranya Presiden Amerika Serikat, Barack H Obama, Presiden Rusia, Vladimir Medvedev, dan beberapa yang lain.

Selama ini, jika serangan teroris itu terjadi di kapal-kapal atau instalasi di laut maka itu menjadi ranah kerja Detasemen Jala Mangkara Korps Marinir TNI-AL, begitu juga kalau hal itu terjadi di darat, maka cenderung menjadi urusannya Satuan Penanggulangan Teror 81 Komando Pasukan Khusus TNI-AD. Jika menyinggung kepentingan penerbangan dan instalasi pendukung, maka dimajukan Detasemen Bravo B-90 Komando Pasukan Khas TNI-AU.

Hingga saat ini Indonesia belum memiliki satuan anti teror gabungan yang didedikasikan khusus menangkal dan menanggulangi aksi terorisme secara terpadu, yang asal personel penyusunnya bersifat multi korps-multi satuan. Dalam satu wacana, ide pembentukan dan operasionalisasi satuan terpadu itu pernah terlontar.

Setelah dibentuk dan dibina, personel-personel satuan elit berkualifikasi anti teror itu disatukan dalam Indonesia Special Operation Forces, yang penggelarannya ada di tangan pemegang otoritas pemerintahan nasional. Jika mereka tidak tergabung ke dalam satuan bentukan itu, mereka bisa dikembalikan lagi ke satuan-satuan asal.  (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011