Kalianda, Lampung (ANTARA News) - Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau telah mulai menurun, kata petugas pemantau Gunung tersebut Hamdani.

"Kegempaan tercatat sebanyak 4.419 kali atau sekitar tiga sampai empat kali dalam semenit," katanya di pos pemantau Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Selasa.

Ia menyebutkan sebelumnya tercatat sebanyak 6.060 kali dalam sehari yang terpantau melalui seismometer.

Kemudian, tidak ada letusan dan erupsi material vulkanik, melainkan hanya mengeluarkan asap tipis dari puncak gunung setinggi 230 meter dari permukaan laut itu.

Ia mengatakan, kegempaan sebanyak 6.000 kali perhari lebih terjadi selama sepekan ini, namun sekarang sudah turun karena aktivitas Anak Krakatau memang cenderung fluktuatif.

Hamdani mengaku, belum bisa memprediksikan aktivias selanjutnya karena masih berpotensi naik dan turun dan aktivitas dapur magma masih tinggi.

"Potensi letusan dan erupsi tetap ada meskipun berkekuatan rendah dengan jarak aman dua kilometer," katanya.

Ia mengimbau kepada nelayan dan wisatawan yang ingin mengunjungi Gunung Anak Krakatau tetap menjaga jarak aman radius tiga kilometer karena dikhawatirkan terjadi erupsi dan meletus sewaktu-waktu.

"Namun untuk potensi menimbulkan tsunami sangat kecil," ujarnya meyakinkan.

Ia juga meminta kepada warga yang tinggal terdekat dengan gunung itu juga hendaknya tidak usah khawatir namun tetap waspada.

Sementara kepala pos pemantau tersebut, Andi Suardi mengatakan, sejumlah nelayan tetap melaut di sekitar Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda meskipun aktivitas kegempaaan gunung itu sangat tinggi.

"Para nelayan terpantau melaut di sekitar gunung saat malam hari dan kembali pada pagi hari," katanya.

Ia menjelaskan, dari pos para nelayan terpantau melaut di sekitar gunung itu karena terlihat sinar lampu dari kapal-kapal mereka yang bergerak di permukaaan laut setiap malam hari.
(ANT-048/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011