Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu sore kembali bergerak melemah ditengah kepastian hasil dari pertemuan lanjutan Uni Eropa mengenai krisis utang Eropa.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta melemah ke posisi 8.868, atau 23 poin lebih lemah dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 8.845.

Analis pasar uang Monex Investindo Futures Johanes Ginting mengatakan, pelaku pasar masih menunggu kabar kemampuan negara kawasan Eropa dalam mencari solusi untuk krisis hutang.

"Pasar sedikit memanas dan mengantisipasi banyaknya berita optimis dari Eropa yang kemungkinan belum akan terwujud dalam waktu dekat," katanya.

Menurut dia, meskipun dalam pertemuan akan ada hasil serta kebijakan yang dikeluarkan, Eropa masih belum dapat langsung terbebas dari krisis, karena dibutuhkan waktu 5-10 tahun untuk memulihkan kondisi yang stabil.

"Kondisi ini patut diwaspadai oleh pemerintah Indonesia. karena berkaitan dengan ekspor Indonesia," kata dia.

Ia mengemukakan, pelaku pasar mencemaskan setelah Kanselir Jerman menyatakan untuk menolak bagian rencana untuk pertemuan hari Rabu yang isinya agar Bank Sentral Eropa melanjutkan membeli obligasi pada pasar sekunder.

"Tekanan rupiah terhadap dolar kian bertambah seiring ketidakpastian mengenai langkah yang akan diambil petinggi Eropa untuk mengatasi krisis Eropa," katanya.

Meski demikian, kata dia, kondisi pasar saham yang masih menguat dapat diprediksi rupiah akan kembali menguat seiring pelaku pasar asing yang masih masuk ke pasar saham.

Ia menambahkan, meski terkoreksi nilai tukar rupiah dinilai masih stabil seiring Bank Indonesia (BI) yang mengintervensi di pasar spot.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (26/10) tercatat mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS menjadi 8.870 dibanding pada hari sebelumnya 8.865.

(KR-ZMF/R010)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011