Bandar Lampung (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung meminta pemerintah menunda kenaikan Tarif dasar listrik (TDL), karena dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu sudah cukup memberatkan. "Kita mengharapkan pemerintah menuda sebentar, sebab para pengusaha masih berbenah setelah kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu, yang berimbas ke berbagai sektor," kata Ketua Apindo Lampung, Yusuf Kohar, di Bandar Lampung, Jum`at. Akibat kenaikan BBM, biaya produksi pun kian meningkat seperti biaya di pelabuhan, bongkar-muat, upah pekerja, serta transportasi, kalau listrik dinaikkan dalam waktu dekat, akan sangat dirasakan bagi pengusaha. Dengan kenaikan harga BBM hampir 200 persen bagi industri, seluruh pengusaha sedang mengencangkan ikat pinggang--efisiensi demi kelanjutan roda usahanya. Menyinggung apakah dengan kenaikan BBM dan TDL semuanya dibebankan ke konsumen, Yusuf menegaskan tidak serta-merta akan terjadi demikian. Tergantung produk apa yang akan dihasilkan dari suatu perusahaan tersebut. "Misalkan produk yang dihasilkan ada pesaingnya dari daerah atau negara lain dengan harga lebih murah, maka konsumen akan memilih produk luar itu. Sehingga, beban biaya produksi tetap ditanggung pengusaha," katanya menjelaskan. Terkait tidak disahkannya RAPBD Provinsi Lampung Tahun 2006 apakah berimbas ke dunia usaha, menurut dia, secara langsung tidak kecuali memang pengusaha bermitra dengan pemerintah. "Kalau pengusaha tersebut mengerjakan proyek pemerintah daerah pasti merasakan. Tapi yang tidak, yang biasa saja," katanya. Namun, katanya lebih lajut, secara tidak langsung hal tersebut akan dirasakan seperti mundurnya pembangunan jalan, sehingga memperlambat arus transportasi baik barang maupun jasa.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006