Washington (ANTARA News) - Istri dan anak laki-laki pemodal cemar AS Bernard Madoff mengatakan Minggu mereka tidak akan pernah memaafkannya sebab melakukan penggelapan terbesar dalam sejarah Wall Street, yang mendorong anak laki-lakinya yang kedua bunuh diri.

Ruth dan Andrew Madoff mengatakan pada program "60 Menit" CBS bahwa mereka menyaksikan Mark Madoff perlahan-lahan runtuh sebelum dia bunuh diri setelah ayahnya mengakui menjalankan skema Ponzi raksasa yang mengakibatkan dirinya dipenjara selama 150 tahun, lapor AFP.

Mark Madoff gantung diri tahun lalu saat ulang tahun kedua penahanan ayahnya. Ibunya mengatakan dia menyalahkan dirinya sendiri perihal bunuh diri tersebut, sebagaimana kedua anak laki-lakinya menghendaki dirinya memutuskan semua kontak dengan ayah mereka.

"Saya hanya ingin, hingga hari sekarat saya tiba, bahwa saya telah melakukan apa yang dia kehendaki," kata Ruth Madoff, yang mengakui pada cukilan program  siaran sebelumnya bahwa dia dan suaminya mencoba bunuh diri namun gagal dengan minum pil.

"Saya tidak tahu apakah ini akan menjadi lain atau tidak, namun jika saya dapat mengubah segalanya, paling tidak jika saya pernah mencoba, saya akan merasa sedikit lebih baik," katanya tentang kematian anak lelakinya.

"Itu sesuatu hal yang paling mengerikan yang dapat terjadi pada siapapun. Bunuh diri seorang anak."

Keputusannya kemudian untuk memutuskan semua kontak dengan si penggelap -- meskipun dia tetap terikat tali pernikahan dengan suaminya -- membawa kepada rekonsiliasi dengan anak lelaki lainnya Andrew, yang juga berbicara tentang bunuh diri Mark Madoff.

"Hal itu mengerikan. Saya ingin dapat mengatakan saya syok, namun saya tidak. Dia pernah mencoba bunuh diri -- setahun lebih sebelumnya. Dan itu sungguh-sungguh menghancurkan," katanya, menekankan dia tidak akan pernah berbaikan dengan ayahnya yang menjadi pesakitan.

"Apa yang dia lakukan kepada saya, kepada saudara saya, dan kepada keluarga saya tidak dapat diampuni," katanya. "Apa yang dia lakukan terhadap ribuan orang lain...saya tidak pernah mengerti.

Dan saya tidak pernah memaafkannya karenanya. Dan saya tidak akan pernah berbicara dengannya lagi." (K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011