Yogyakarta (ANTARA News) - Indonesia memiliki sedikitnya 4.000 jenis kayu yang tersebar di seluruh hutan negeri ini, kata peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor Sri Rulliaty.

"Beberapa di antaranya termasuk jenis kayu komersial, kurang dikenal, dan sangat kurang dikenal," katanya dalam diseminasi hasil penelitian Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (Mapeki) tentang pengolahan kayu inferior secara tepat, di Yogyakarta, Rabu.

Dalam pemanfaatannya, menurut dia, jenis-jenis kayu tersebut sering berbeda karena adanya perbedaan dalam sifat kayunya. Namun, jenis kayu yang memiliki fisik atau karakteristik luar yang sama sering dicampurkan.

Ia mengatakan pencampuran itu bertujuan untuk mengambil keuntungan yang lebih besar atau memang ketidaktahuan mengenai jenis kayu tersebut. Hal itu tentu pada awalnya tidak diketahui, tetapi dalam pemakaiannya ternyata ada perbedaan dalam kelas awet dan kuatnya.

"Masyarakat dapat mengetahui jenis-jenis kayu yang memiliki fisik yang kuat dan awet yang ditandai dengan warna kayu yang tidak pucat tetapi berwarna coklat kehitaman. Umumnya kayu yang berwarna pucat menandakan berumur muda saat ditebang," katanya.

Peneliti dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Joko Sulistyo mengatakan para rimbawan saat ini menghadapi perubahan kualitas tegakan hutan yang semula didominasi oleh kayu-kayu berkualitas tinggi menjadi kayu-kayu berkualitas inferior.

"Kayu-kayu berkualitas inferior hampir 60 persen mendominasi hutan tanaman Indonesia. Hal itu memang tidak diharapkan tetapi harus diterima dan dihadapi," katanya.

Menurut dia, masyarakat harus mengandalkan kayu inferior itu di masa mendatang. Pemanfaatan kayu inferior tentunya mengubah pola dan memunculkan perspektif baru dalam pembaruan teknologi dan industri khususnya industri kecil dan menengah.

Oleh karena itu, diseminasi hasil penelitian dapat memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan terkait dengan pemanfaatan kayu inferior.

"Pasar telah berkembang dan menghendaki produk-produk kayu yang memenuhi kriteria berkualitas dan memenuhi standar, kompetitif dalam harga, dan ramah lingkungan. Pemanfaatan kayu inferior tentunya akan mengubah pola dan perspektif dalam teknologi dan industrinya," kata Joko.

(L.B015*H010/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011