London (ANTARA News) - Pelatih Tottenham Harry Redknapp berhasil menjalani operasi kecil jantung, Rabu, sehari setelah ia berkunjung ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan.

Redknapp mendapat dua "pembalonan" untuk membuka sumbatan pada pembuluh darah dan diperhitungkan meninggalkan rumah sakit 48 jam kemudian, demikian pernyataan yang dilansir pada laman www.tottenhamhotspur.com.

"Klub melaporkan habwa hari ini Harry berhasil menjalani operasi dengan memasukkan dua alat kecil untuk membuka penyumbatan pada pembuluh darahnya," demikian dinyatakan.

"Ia amat bersemangat dan diharapkan akan keluar dari rumah sakit dalam 48 jam ke depan," kata klub dalam pernyataannya.

Rabu dini hari, klub dari utara London itu menyatakan bahwa pelatih mereka berusia 64 tahun itu akan menjalani "prosedur medis" yang menyebabkan ia tidak dapat mengikuti timnya bertanding di Liga Eropa lawan Rubin Kazan.

Asisten pelatih Kevin Bond dan pelatih tim pertama Joe Jordan akan menggantikan posisinya pada laga Kamis di Rusia dan bos tim Spurs itu yakin ia akan dapat tampil lagi pada laga Liga Utama Inggris Minggu melawan Fulham.

Redknapp menyatakan dalam tabloid Sun, Rabu, "Saya berharap dapat bekerja lagi dalam beberapa hari ini."

Tapi ketua klub Daniel Levy mengatakan, "Kami gembira operasi itu berlangsung baik dan sukses. Harry ingin kembali bekerja secepatnya, tapi yang paling penting adalah ia dapat kembali pulih dan sehat."

Mantan pelatih Portsmouth itu, yang menangani Tottenham selama tiga tahun, mengakui pada Maret 2010 ia mulai menelan obat jantung atas nasihat dokter, tetapi menyatakan itu bukan merupakan masalah besar.

Menulis di kolom tabloid Sun, Redknapp mengatakan, "Sekitar setahun lalu saya diminta untuk meminum obat jantung dan saya masih menelannya secara berkelanjutan..."

"Saya tentu saja baik dan jangan khawatir tentang kesehatan saya. Tapi pertandingan dapat membuat orang menjadi tegang dan kita duduk menyaksikan pertandingan dalam suasana cemas sejak pluit berbunyi sampai pluit berbunyi lagi pada akhir pertandingan," katanya.

Akibat sterss itu, lanjutnya, "Usai pertandingan saya tidak bisa tidur, terlau banyak bayang-bayang dalam kepala saya. Saya berpikir tentang rencana pertandingan, memikir pelatih mana yang baik pada pertandingan mana dan buruk pada laga lainnya...dan buruk sekali bila kita kalah."

(A008/A011)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011