Jakarta (ANTARA) - Penjualan ritel barang konsumen China, indikator utama kekuatan konsumsi negara itu, naik 3,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal pertama (Q1) tahun 2022 ini, menurut data resmi pada Senin (18/4).

Penjualan ritel barang konsumen negara itu mencapai total sekitar 10,87 triliun yuan (1 yuan = Rp2.251) atau setara 1,7 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.349) selama periode ini, menurut Biro Statistik Nasional China.

Pada bulan Maret tahun ini saja, penjualan ritel disebutkan turun 3,5 persen (yoy).

Penjualan ritel di area perkotaan mencapai 9,43 triliun yuan pada Q1, naik 3,2 persen (yoy), sedangkan penjualan ritel di wilayah pedesaan naik 3,5 persen (yoy).

Pada Q1, penjualan ritel barang melonjak 3,6 persen dari setahun yang lalu menjadi 9,8 triliun yuan, sementara pendapatan sektor katering mencapai 1,07 triliun yuan, menandai kenaikan sebesar 0,5 persen (yoy).

Konsumsi daring masih berjaya dengan penjualan ritel daring meningkat 6,6 persen (yoy) hingga mencapai sekitar 3,01 triliun yuan pada periode ini.

"Konsumsi menjadi faktor pendorong yang stabil bagi pertumbuhan ekonomi serta berperan dalam menjamin dan meningkatkan penghidupan masyarakat," menurut rapat eksekutif Dewan Negara China yang digelar pekan lalu.

Rapat tersebut membuat keputusan tentang kebijakan untuk mengatasi dampak COVID-19 dan mendorong pemulihan serta pertumbuhan konsumsi.

Data pada Senin menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) China mencapai 27,02 triliun yuan pada Q1, naik 4,8 persen (yoy).
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022