Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia tengah menjalin kemitraan di sektor investasi strategis dengan enam negara yang didukung perjanjian kerja sama, yakni Jepang, China, India, Amerika Serikat, Korea dan Australia.

Kepala Pusat Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Siswo Pramono, mengemukakan hal itu ketika menyajikan materi tentang kebijakan pengembangan global "partnership", pada sosialisasi dan konsultasi teknis pengembangan kerja sama peningkatan investasi, pariwisata dan perdagangan di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat.

Sosialisasi dan konsultasi teknis yang akan berlangsung selama dua hari sejak 4-5 Nopember 2011 itu, diselenggarakan Kementerian Bidang Perekonomian, yang melibatkan pejabat kementerian terkait, pimpinan lembaga perbankan nasional, dan pimpinan instansi teknis terkait di wilayah NTB.

Namun, pada kesempatan itu, Siswo hanya menjelaskan implementasi jalinan kemitraan strategis dengan tiga negara di Asia yakni China, Jepang dan India, yang dianggap menonjol diantara keenam negara mitra investasi strategis itu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jepang merupakan investor terbesar di Indonesia dalam kurun waktu 1990-2009, dengan nilai investasi sebesar 21,461 miliar dolar AS yang diimplementasikan melalui 1.884 unit proyek.

Ia mengatakan, bentuk kerja sama Indonesia dan Jepang yang sedang diimplementasi yakni Indonesia-Japan Economic Partnership Agrement (IJEPA) dan Indonesia-Japan Joint Economic Forum (IJJEF).

IJEPA menyangkut kerja sama di bidang peningkatan kapasitas industri, fasilitas perdagangan dan investasi, serta liberalisasi yang menghapus sebagian besar tarif bea masuk ke kedua negara.

Sementara IJJEF berkaitan dengan promosi investasi Jepang di Indonesia, kerja sama energi dan sumber daya mineral dan pengkajian kerja sama IJEPA.

"Ada juga rencana pelaksanaan IJJEF ke-3 di Indonesia, dan Japan Energy Roundtable, namun masih ditunda," ujarnya.

Sementara itu, kemitraan strategis Indonesia dan China, menurut Siswo, di bidang ekonomi berupa persetujuan pembukaan Bank Mandiri di Shanghai dan peningkatan jumlah penerbangan pesawat Garuda rute Jakarta-Guangzhou-Jakarta dari empat kali menjadi tujuh kali seminggu.

Bentuk kerja sama lainnya yakni peningkatan kapasitas pesawat Garuda rute Jakarta-Beijing-Jakarta dari tipe Boeing 737 menjadi Airbus A300.

Sedangkan kemitraan strategis Indonesia dengan India juga dididukung kesepakatan bersama yakni Indonesia-India New Strategic Partnership.

Pada 25 Januari 2011, juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Batam Indonesia Free Zone Authority of the Republic of Indonesia, dengan Santacruz Electronics Export Processing Zone Special Economic Zone of Republic of India.

"Focal point pada MoU itu yakni Badan Pengusaha Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam," ujar Siswo.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011