Balikpapan (ANTARA News) - Pesawat milik maskapai Batavia Air bernomor penerbangan PK-YTH 262 yang tergelincir di Bandar Udara (Bandara) Internasional Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, sempat keluar landasan hingga mencapai tujuh meter, Minggu. "Ban kanan pesawat masuk di dalam tanah antara 30 hingga 41 centimeter, dan ban kiri terpendam sekitar 15-25 centimeter pada round tujuh," kata Pjs General Manajer PT Angkasa Pura, Suwarno, kepada wartawan di Balikpapan. Suwarno yang didampingi Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) PT Angkasa Pura, Firtsan Mansyur, menjelaskan bahwa dalam penerbangan rute Banjarmasin-Balikpapan-Surabaya itu Batavia Air mengangkut 118 penumpamng, termasuk dua bayi dan satu anak. Dia menjelaskan dalam kecelakaaan tersebut, pesawat sedang melakukan pendaratan di tengah hujan deras disertai angin kencang. Selain membawa penumpang, peswat tersebut juga membawa muatan berupa kargo 240 kilogram dan barang bawaan di bagasi sekira 1.200 kilogram. Hingga Minggu malam, menurut dia, pesawat tersebut belum bisa dievakuasi lantaran masih menunggu dongkrak khusus dari Surabaya, namun semua jalur penerbangan dapat berjalan lancar kembali setelah dilakukan pembersihan. Ketika ditanya pers mengenai penyebab kecelakaan, Suwarno mengatakan, pesawat yang diterbangkan Pilot Zulharzam dan Co Pilot W. Karsono itu akan diteliti oleh tim khusus. "Tugas tim khusus itu untuk menyelidiki dan menyimpulkan berbagai hal terkait dengan peristiwa ini," tambahnya. Kecelakaan itu sempat membuat jadwal penerbangan di Bandara Sepinggan terpaksa ditunda hingga 2,5 jam, dan membuat ratusan penumpang maskapai lain terlantar. Setelah dilakukan pembersihan lokasi kecelakaan, para penumpang maskapai lain mulai diterbangkan sesuai jadwal yang sempat tertunda, bahkan sejumlah penumpang yang mengalami peristiwa naas juga langsung diterbangan menggunakan pesawat Batavia Air lainnya sesuai rute penerbangan mereka. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006