Jakarta (ANTARA News) - Proyek pembuatan kapal perang jenis korvet yang bakal dikembangkan PT PAL dan sejumlah industri pendukung lainnya menelan dana sekira 370 juta dolar Amerika Serikat (AS), kata Direktur Utama PT PAL, Adwin Suryohadiprodjo. "Dana sebesar itu masih perkiraan untuk dua kapal yang direncanakan," kata Adwin kepada ANTARA News usai menghadiri pertemuan di antara Jenderal TNI Endriartono Sutarto dan Marsekal TNI Djoko Suyanto dengan Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono, di Jakarta, Minggu malam. Dia mengatakan, proyek pembuatan dua korvet nasional itu telah dicanangkan pada 2003. Oleh karena keterbatasan dana, menurut dia, maka proyek itu ditunda hingga 2006. "Tetapi, sepertinya untuk 2006 pun juga belum bisa dilakukan, jadi kemungkinan akan dilanjutkan pada 2007," ujarnya. Dia menambahkan, spesifikasi dua kapal korvet itu terus dikonsultasikan kepada Departemen Pertahanan dan TNI angkatan laut sebagai pengguna, sertan kini juga menjadi pembahasan bersama pula dengan Bappenas termasuk yang menyangkut pendanaan. "Untuk saat ini perkiraan dana yang dibutuhkan adalah 370 juta dolar AS. Syukur-syukur beberapa industri yang terlibat baik dalam maupun luar negeri dapat mencarikan solusi bagi pembiayaan pembuatan Korvet nasional sehingga dapat segera dimulai pembuatannya," kata Adwin. Program pencanangan pembangunan kapal perang jenis korvet nasional yang pertama di galangan kapal dalam negeri dilakukan di PT PAL Indonesia Surabaya disiapkan bersama dengan Dephan, TNI AL, PT PAL Indonesia, serta sejumlah industri pendukung lainnya. Kapal perang jenis korvet yang dibuat putra-putri bangsa Indonesia itu didesain bersama Orrizonte Sistem Navali SPA (Ficantieri Shipyard) dan Italian Navy Corvette yang kemudian dikembangkan oleh PT PAL Indonesia disesuaikan dengan pesanan khusus TNI AL. Spesifikasi kapal korvet yang dibangun itu, antara lain memiliki panjang garis air 80,00 meter, lebar 12,20 meter, tinggi geladak utama 8,20 meter, kecepatan rata-rata 25,2 knots, akomodasi 81 orang, draft 3,46 meter dan daya pendorong 2X7.400 kilowatt. Sementara itu, beberapa industri nasional yang terlibat dalam pembangunan kapal korvet adalah PT Krakatau Steel dan PT Garuda Raja Paksi dalam pengadaan plat baja, PT Pupuk Kaltim dan PT Barata dalam pengadaan steel casting, PT Maspion dan Indalex masalah ceiling, lining dan flooring. PT Mastradra Surya Surabaya memberikan kontribusi dalam pengadaan mebel dan perlengkapan galeri, PT INKA modul toilet, PT Tadakara dan PT Guna Elektro dalam pengadaan main switch board dan distribution board, PT Pindad pengadaan gir kemudi dan windlass, PT Barata dalam pengadaan jangkar dan PT Texmaco serta PT Pindad dalam pengadaan alternator. Jenderal TNI Endriartono Sutarto mengemukakan, pihaknya sangat mendukung pembangunan kapal korvet nasional yang bertujuan untuk menyiapkan kemandirian di bidang ketahanan yang ditopang dengan integrasi kemampuan dan dukungan dari seluruh industri nasional, serta jaringan pertahanan nasional yang kokoh dan mantap. Selain itu, pembangunan kapal juga dirancang untuk memenuhi operasi di laut bebas (unrestricted water) dan patroli teritorial, termasuk daerah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), berdurasi tidak kurang dari 20 hari secara terus menerus. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006