Solo (ANTARA News) - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di Solo yang berakhir Rabu malam tidak menghasilkan rumusan sejumlah nama bakal Calon Wakil Presiden (cawapres) yang akan diusung dalam Pemilu 2009. Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, usulan sejumlah nama bakal cawapres ini masih akan dibahas dalam rapat internal DPP serta tim perumus yang akan segera dibentuk. Menurut dia, masih ada waktu sekitar 70 hari untuk menyiapkan hal tersebut. "PDIP tidak akan kehilangan momentum dalam menentukan cawapres dengan sisa waktu 70 hari ini," katanya. Dalam rakernas ini, kata dia, juga telah dirumuskan sejumlah kriteria bakal cawapres yang akan diusung dalam pemilu. Sejumlah kriteria yang harus dipenuhi di antaranya setia terhadap Pancasila dan UUD 1945,mendapat dukungan rakyat, memiliki kepemimpinan yang merakyat, tidak terlibat dalam tindak pidana korupsi serta dapat bekerja sama dengan presiden terpilih. Nama bakal cawapres yang akan diusung, kata dia, baru akan disampaikan dalam rapat kerja atau koordinasi nasional yang akan datang. Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Pramono Anung menambahkan, sejumlah nama cawapres yang mencuat dalam rakernas di Solo ini akan terus secara intensif diajak untuk berkomunikasi. Menurut dia, sebagian besar tokoh yang mencuat dalam rakernas ini telah mendeklarasikan untuk maju sebagai calon presiden. "Untuk itu kami terus melakukan komunikasi intensif dengan nama-nama yang dinominasikan. Syukur-syukur kalau ada yang bersedia mendeklarasikan diri sebagai cawapres," katanya. Sementara itu, sejumlah nama yang sempat mencuat dan diusulkan sejumlah daerah dalam rakerhas di Solo ini di antaranya Sri Sultan Hamengku Buwono X, Hidayat Nur Wahid, Prabowo Subianto, Sutiyoso, Amien Rais, Yusuf Kalla, serta Wiranto. Di luar sejumlah tokoh yang telah diprediksi mencuat dalam rakernas ini, muncul juga sejumlah calon yang sebelumnya tidak diduga untuk diusulkan menjadi cawapres, seperti Fadel Muhammad, Jenderal Pol (Purn) Sutanto, Jenderal TNI Djoko Santoso, Jenderal (Purn) Riyamizard Riyachudu, serta Menteri Negara Peranan Wanita Meutia Hatta.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009