Nusa Dua, 8 November (ANTARA) -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan sumber daya musik adalah sebuah cultural capital yang luar biasa dan Pemerintah bertekad untuk mengangkat kekayaan sumber daya musik ini dalam konteks pengembangan ekonomi dan industri kreatif. Hal itu disampaikan Mari Pangestu saat membuka Indonesian Music Expo (IMEX) 2011 di Nusa Dua, Bali (7/11).

     IMEX yang merupakan rangkaian kegiatan ASEAN Fair 2011 dan digelar mulai dari 7-14 November ini akan menampilkan jenis music world music atau beat. Jenis musik tersebut dipilih karena Indonesia memiliki potensi yang besar. Ajang ini diharapkan menjadi kesempatan bagi para musisi tanah air untuk menunjukkan kebolehannya dan Bali dipandang sebagai tempat yang sangat ideal untuk menguji pasar world music/beat Indonesia karena menjadi salah satu tempat yang paling internasional di Indonesia. Tempat seperti Ubud yang statusnya sebagai salah satu kecamatan di Bali, namun telah sukses menjadi pusat kegiatan internasional meski dalam skala kecil. Ubud Writers Festival, Bali Spirit Festival, Bali Inter-Music Festival adalah contoh kegiatan yang dilaksanakan di Ubud.

     Mari Pangestu menekankan sekarang sudah saatnya Indonesia mendesain sebuah strategi pemasaran musik Indonesia yang makro dan solid untuk bisa bersaing di pasar World Music/Beat, yang masih dikuasai oleh grup-grup musik dari Amerika Latin, Afrika, dan Eropa. Untuk jenis World Music/Beat peluang kita sangat besar. "Sudah saatnya seluruh pemusik Indonesia bersatu dan saling bekerja-sama, baik dengan sesama rekan yang di dalam maupun luar negeri, merebut pangsa pasar musik internasional di abad ke 21 ini," jelas Mari.

     Pengamat musik Franki Raden mengatakan Indonesia memiliki potensi world music terbesar di dunia. Kekayaan asli musik Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke, jika dilihat dari ragamnya, tidak kalah dengan Afrika, apalagi Amerika Latin dan Eropa. Grup-grup Indonesia seperti: Sambasunda, Krakatau, Balawan, Gangsadewa, Kua Etnika, Dialog, Bona Alit, Svara Semesta, dan Indonesian National Orchestra sudah dapat masuk ke dalam Pasar Musik Internasional, terutama melalui jalur festival musik.

     Sayangnya, menurut Franki, musisi kita kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Oleh karenanya, Franki berharap melalui kegiatan IMEX ini musisi Indonesia dapat unjuk gigi sekaligus menarik perhatian pembeli. Franki berpandangan IMEX juga merupakan ajang yang tepat untuk menggodok gagasan-gagasan musikal maupun pemasaran musik yang nantinya akan menjadi bahan untuk merancang sebuah strategi makro yang solid sebagaimana dikemukakan oleh Mari Pangestu.

     Sebagai bagian dari kegiatan IMEX, akan diadakan pula workshop pada 10-14 November dengan menghadirkan Prof.Greg Schiemer, ahli musik digital asal Australia. Greg akan mengajarkan bagaimana menciptakan teknologi yang dapat digunakan untuk membuat musik secara kreatif. Selanjutnya, dengan mengambil tempat di Ubud, pada 15-16 November akan diadakan acara seminar dengan tema "Mengenali Potensi Musik Indonesia". Diharapkan, musisi Indonesia yang telah berkesempatan tampil di panggung internasional dapat membagikan pengalamannya kepada seluruh peserta IMEX.

Pewarta: Adityawarman
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011