Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping mengusulkan Prakarsa Keamanan Global (GSI) yang menekankan visi bersama menentang mentalitas Perang Dingin.

"GSI ini meneguhkan berkomitmen pada visi keamanan bersama, komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia," kata Xi saat membuka Forum Boao secara daring dari Beijing, Kamis.

Menurut dia, gagasan itu untuk menentang mentalitas Perang Dingin, unilateralisme, dan blok konfrontasi politik.

"Prakarsa ini juga menentang pihak tertentu yang berambisi memaksakan sistem keamanannya terhadap pihak lain, penyalahgunaan sanksi sepihak, standar ganda, dan mendukung semua upaya penyelesaian krisis secara damai," ujar pucuk pimpinan tertinggi Partai Komunis China (CPC) itu.

China selama ini menentang sanksi sepihak terhadap Rusia sebagai konsekuensi dari konflik militer dengan Ukraina.

Negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu juga menentang rencana perluasan keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) hingga mengarah ke timur yang dianggap oleh China sebagai akar masalah dari konflik Rusia-Ukraina.

Yang terbaru, China telah menandatangani kesepakatan kerja sama keamanan bersama Kepulauan Solomon yang pernah mengalami kerusuhan menjelang akhir 2021.

Forum Boao merupakan konferensi tahunan Asia yang digelar di Provinsi Hainan, China.

"GSI ini menjunjung tinggi multilateralisme sejati. Prakarsa ini terbuka bagi dunia dan menyambut partisipasi semua negara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin dalam pengarahan pers di Beijing, Kamis sore. 

Baca juga: Presiden China serukan pemerintahan global yang lebih adil
Baca juga: Forum Boao mobilisasi dukungan di Asia hadapi unilateralisme
Baca juga: Bonus integrasi ekonomi, kesenjangan pembangunan di Asia menyempit

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022