Manado (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung belum menurunkan status siaga level III Gunung Lokon yang berada di Provinsi Sulawesi Utara karena aktivitas kegempaan masih fluktuatif.

"Setiap hari aktivitas Gunung Lokon kami pantau. Dan sampai saat ini kesimpulan kami bahwa statusnya masih siaga level III," kata Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Bandung Kristianto di Manado, Rabu.

Kris mengatakan, aktivitas kegempaan masih terus berfluktuasi, terkadang disertai banyak gempa vulkanik dalam dan dangkal, kadang kala hanya terekam beberapa kali. Meski demikian, potensi letusan masih memungkinkan terjadi.

Dia menjelaskan, pola letusan Gunung Lokon berubah pascaletusan 24 Oktober 1991. Letusan waktu itu hanya tuntas dalam beberapa hari dan kemudian mulai normal lagi.

Namun, mulai 2001 hingga 2003, pola letusan terjadi sesekali, istirahat dan kemudian meletus lagi. Pola letusan seperti ini terus berlanjut sampai sekarang.

"Kalau mau dihitung sejak letusan 14 Juli 2011, rangkaian letusan sudah berlangsung hampir empat bulan, dan polanya sama seperti 2001-2003. Istirahat beberapa hari dan kemudian terjadi letusan," jelas Kris.

Karena itu Kris berharap warga tidak memasuki radius bahaya 2,5 kilometer dari kawah. Bila terjadi letusan selain memuntahkan material debu vulkanik juga sering diiringi dengan lontaran material pijar.

"Selain status, radius bahaya tidak diturunkan dengan pertimbangan aktivitas vulkanik yang terus fluktuatif," ujarnya.

Sementara itu Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu PVMBG Bandung di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina mengatakan, mulai pukul 06.00 WITA hingga 12.00 WITA terekam dua kali gempa vulkanik dalam dan enam kali gempa vulkanik dangkal.

Pengamatan visual menunjukkan, dari kawah Tompaluan Gunung Lokon muncul asap kawah putih kebiruan tipis ke arah selatan. Munculnya asap seperti ini bisa menggambarkan suhu kawah tinggi yang bersentuhan langsung dengan uap air atau hujan.

"Potensi letusan masih sangat memungkinkan bila melihat kondisi gunung seperti ini," katanya.

(ANT-305/N002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011