Jakarta (ANTARA News) - ASEAN mengadakan forum pertemuan untuk membahas manajemen bencana yang diselenggarakan atas kerja sama dengan World Bank, the Global Facility for Disaster Reduction and Recovery (GFDRR), dan the United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR).

"ASEAN Disaster Risk Financing and Insurance Forum itu diadakan tepat waktu mengingat jumlah bencana, skala bencana yang makin meningkat dan tingkat keparahan bencana yang mengganggu kawasan ASEAN sekarang," kata Sekretaris Jenderal ASEAN, Surin Pitsuwan dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Rabu (9/11).

Surin mengatakan bahwa "kita telah menjadi saksi dari banjir yang sangat merusak dan menelan ratusan korban jiwa dan menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar di Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

"Ini merupakan hal medesak yang dapat mengancam penyelesaian secara finansial, sebagai tindakan pengurangan risiko bencana harus dilakukan lebih agresif," kata Surin.

Dia mengatakan bahwa pemerintah harus memahami manfaat dari pembiayaan risiko bencana sebagai bagian dari strategi manajemen risiko bencana yang komprehensif.

Forum yang dilangsungkan selama tiga hari itu, juga didukung oleh pemerintah Indonesia sebagai negara ketua pada Disaster Risk Financing and Insurance (DRFI), di bawah program kerja ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER).

Indonesia tahun 2011 mendapat giliran menjadi ketua ASEAN.

Negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) terkena berbagai bencana alam yang merugikan termasuk gempa bumi, banjir, topan dan kekeringan. Lebih dari 100 juta orang di negara-negara anggota terkena bencana sejak tahun 2000.

Setiap tahun, rata-rata, kawasan ASEAN diperkirakan mengalami kerugian yang disebabkan oleh bencana alam dan diperkirakan mencapai 4,6 miliar dolar AS.
(Tz.SDP-11/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011