Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan beberapa pertemuan bilateral dan dialog di Washington D.C., Amerika Serikat untuk membahas kondisi perekonomian global dan beragam risiko akibat adanya perang di Ukraina.

“Hari keempat dari pertemuan di Washington D.C. kita mulai dengan pembicaraan yang sangat serius terkait kondisi perekonomian global dengan risiko akibat adanya perang di Ukraina,” katanya dalam akun instagram pribadi @smindrawati di Jakarta, Jumat.

Beberapa pertemuan bilateral ini dilakukan bersama Menteri Keuangan Jepang Shunici Suzuki, Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Al-Jadaan, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak dan Ketua United Nations Development Programme (UNDP) Achim Steiner.

Pertemuan bilateral yang membahas beragam risiko global ini termasuk mengenai risiko fragmentasi, kenaikan harga pangan, melonjaknya harga energi, hingga cara menahan laju inflasi agar suku bunga bisa terjaga sehingga tidak mengancam pemulihan ekonomi.

“Ini menyebabkan ancaman yang serius terhadap banyak perekonomian di dunia,” ujar Sri Mulyani.

Tak hanya itu, Sri Mulyani juga menerima beberapa interview bersama CNN untuk mengupas kondisi perekonomian global terkini serta cara mengelola pertemuan G20 yang sangat dinamik seiring banyak anggota melakukan walk-out.

Sri Mulyani turut menghadiri IMF Debate bersama Ketua The Fed Jerome Powell, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva.

Dalam IMF Debate, mereka bertukar pandangan mengenai kondisi perekonomian yang mengancam pemulihan dengan inflasi tinggi dan berbagai pilihan kebijakan yang bisa dilakukan.

“Ini adalah satu hari yang sangat produktif namun juga sangat penting dalam kita melihat apa-apa yang dapat mengancam perekonomian kita dan global serta bagaimana dunia bergerak bersama mengatasinya,” jelas Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani sebut penarikan utang pada Maret 2022 turun 55,6 persen

Baca juga: Menkeu: Program sektor keuangan pemerintah perkuat kesetaraan gender

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022